Nationalgeographic.co.id—Anda mungkin sudah tak asing lagi dengan keberadaan jamur berwarna hitam di tembok atau tempat lembap lainnya di sekitar lingkungan atau bahkan rumah Anda sendiri? Apalagi di lingkungan Indonesia yang lembap ini, di mana jamur berwarna hitam menjadi lebih sering ditemukan.
Jamur berwarna hitam ini dapat mengganggu kesehatan. Namun, banyak masyarakat yang kurang mengetahui dampak buruk dari keberadaan jamur hitam ini.
Jamur berwarna hitam ini disebut juga black mold (Stachybotrys chartarum). Warnanya juga bisa hijau tua. Black mold ditemukan secara alami di alam, namun juga dapat tumbuh pada kain, kayu, kertas, dan tembok jika kondisinya mendukung.
Jamur ini dapat tumbuh di mana saja di area rumah. Tempat-tempat yang paling memungkinkan jamur tumbuh, seperti area yang mengalami kebocoran air atau banjir, ruangan lembap tanpa ventilasi udara yang memadai (seperti kamar mandi), atau ruang bawah tanah yang cenderung memiliki tingkat kelembapan yang lebih tinggi.
Di dalam ruangan, jamur hitam sering ditemukan pada bahan-bahan yang mengandung banyak kayu atau kertas, seperti papan dinding, atau kertas dinding (wall paper). Spora jamur hitam biasanya terlihat berlendir dan lengket.
Terkadang, Anda mungkin tidak melihat jamur, tetapi dapat mencium baunya. Jamur dapat tersembunyi di dalam dinding, di balik kertas dinding, di atas ternit, atau di dalam saluran udara.
Jamur memiliki bau apek dan tanah yang kuat karena semua jamur melepaskan senyawa organik volatil mikroba (mVOC) kecil ke udara, dilansir dari WebMD.
Kadang-kadang, black mold menghasilkan bahan kimia beracun yang ditemukan dalam spora dan fragmen jamur yang terbawa udara. Zat ini disebut mikotoksin.
Meskipun tidak ada hubungan yang jelas antara mikotoksin Stachybotrys chartarum dan penyakit mematikan, menghirup atau menyentuhnya dapat menimbulkan gejala, terutama pada orang dengan alergi, asma, dan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Jadi, jika ada black mold di rumah Anda, harus segera disingkirkan, meski Anda dalam keadaan sehat sekali pun.
Black mold menyebar dengan cepat di dalam ruangan jika kondisinya mendukung, seperti tingkat kelembapan pada atau di atas 70%.
Baca Juga: Sains: Jamur Ini 'Makan' Radiasi Nuklir di Chernobyl, Mungkinkah Pulihkan Zona Mati Itu?
Gangguan kesehatan akibat black mold
Black mold dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh Anda bereaksi. Hal ini kemungkinan besar terjadi jika Anda alergi terhadap jamur, terpapar jamur dalam jumlah banyak, atau dalam jangka waktu lama.
Gejala paparan black mold yang paling umum meliputi, batuk, postnasal drip (hidung berair), bersin, kulit kering dan bersisik, mata, hidung atau tenggorokan gatal, hingga hidung tersumbat.
Pada penderita asma, berada di sekitar black mold dapat memicu serangan. Gejala serangan asma yang disebabkan oleh jamur dapat mencakup salah satu dari hal seperti mengi, sesak napas, batuk hingga sesak di dada.
Tampaknya, black mold sangat jarang menyebabkan penyakit parah atau berakibat fatal. Namun, jika seseorang memiliki kekebalan tubuh yang lemah atau penyakit paru-paru, berada di sekitar jamur dapat menyebabkan infeksi paru-paru serius yang disebut mikosis.
Tandanya bisa meliputi, batuk, demam, merasa lelah bahkan setelah beristirahat, nyeri sendi dan otot, sakit kepala dan keringat malam.
Sejauh ini, informasi tentang jamur hitam dan bagaimana pengaruhnya terhadap kesehatan Anda masih terbatas. Bagi kebanyakan orang, terpapar black mold mungkin hanya menyebabkan gangguan pernapasan ringan, seperti hidung meler.
Para ahli tidak sepakat apakah hal itu dapat menyebabkan masalah yang lebih serius, seperti pendarahan paru-paru (pulmonary hemorrhage), yang dapat berakibat fatal. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui hal ini.
Jadi, jika ada black mold di rumah Anda, jamur tersebut harus segera disingkirkan. Selain menimbulkan masalah kesehatan, jamur tersebut merusak tempat tumbuhnya jamur dan dapat memengaruhi struktur rumah Anda.
Untuk melihat dampak buruk dari adanya black mold, mari kita lihat kasus yang lebih nyata. Satu studi melacak 14 pekerja di sebuah rumah sakit di Finlandia yang terpapar jamur selama bertahun-tahun.
Awalnya, kesehatan mereka baik. Namun seiring berjalannya waktu, empat pekerja didiagnosis menderita asma. Satu orang mengalami masalah pernapasan yang membaik saat mereka pindah ke gedung lain. Dan banyak pekerja yang sering mengalami pilek, batuk, masalah sinus, demam, dan nyeri otot.
Baca Juga: Bukan Fiksi: Jamur ‘Zombie’ Baru Ini Menginfeksi Laba-Laba di Irlandia
Namun, masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk menjelaskan efek jangka panjang black mold.
Lebih lanjut, jika Anda memiliki alergi jamur, sistem kekebalan tubuh Anda akan bereaksi terhadap spora kecil yang Anda hirup. Sistem kekebalan tubuh akan melepaskan berbagai bahan kimia, termasuk histamin, seperti yang akan terjadi terhadap alergen lainnya. Hal ini dapat menimbulkan gejala seperti bersin, mata berair, gatal, dan ruam kulit yang gatal.
Jika Anda memiliki alergi jamur yang parah, mulut atau tenggorokan Anda bisa mulai membengkak dan Anda mungkin kesulitan bernapas.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR