Menurutnya, perkawinan yang hanya terjadi di dalam satu kawanan berpotensi meningkatkan risiko kawin sedarah. Ia memperkirakan badak-badak ini kemungkinan berinteraksi dengan kawanan tetangga untuk menghindari risiko tersebut.
Fraser menambahkan bahwa temuan ini juga memberikan wawasan tentang ekosistem purba di Ashfall. Jika badak tidak perlu bermigrasi ke daerah lain, ini menunjukkan bahwa mereka memiliki akses ke cukup makanan dan air sepanjang tahun.
Ward juga menyatakan bahwa ia dan rekan-rekannya sempat bertanya-tanya bagaimana kawanan besar badak, kuda, dan unta bisa hidup berdampingan tanpa menghabiskan seluruh vegetasi di area tersebut. Kemungkinan besar, iklim Miosen yang lebih hangat menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi lebih subur. Atau, menurut Ward, kehadiran para herbivora ini justru mendorong pertumbuhan tanaman dengan cara membersihkan vegetasi tua dan menyebarkan pupuk alami.
Temuan ini bukan hanya memperkaya pemahaman kita tentang perilaku sosial Teleoceras, tetapi juga membuka jendela baru terhadap dinamika ekosistem purba di Amerika Utara jutaan tahun lalu. Dengan mengungkap bahwa kawanan besar hewan herbivora bisa hidup berkelimpahan tanpa merusak habitatnya, penelitian ini memberikan gambaran tentang betapa beragam dan stabilnya lingkungan pada masa Miosen.
Studi semacam ini menjadi pengingat bahwa fosil-fosil yang tertanam dalam tanah bukan sekadar sisa masa lalu, melainkan kunci untuk memahami bagaimana kehidupan dan lingkungan terus beradaptasi sepanjang sejarah bumi.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | Scientific Reports,Science News |
Penulis | : | Lastboy Tahara Sinaga |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR