Nationalgeographic.co.id—National Geographic Indonesia bersama SayaPilihBumi menyelenggarakan gelar wicara alias talkshow bertajuk “Sudut Pandang Baru Peluang Bumi”. Acara ini digelar pada Sabtu sore, 3 Mei 2025, di panggung utama Deep And Extream (DXI) di Jakarta Convention Center (JCC).
Dalam gelar wicara ini, Editor in Chief National Geographic Indonesia, Didi Kaspi Kasim, menceritakan pengalaman tim National Geographic yang telah menjelajahi wilayah Indonesia selama dua puluh tahun terakhir.
Didi mengatakan bahwa upaya manusia modern untuk menghambat dan memitigasi perubahan iklim belum menghasilkan dampak yang signifikan. Oleh karena itu, menurutnya, kita perlu merumuskan sudut pandang baru untuk memberi peluang lebih besar bagi Bumi untuk terus lestari.
"Salah satu temuan yang menurut kami itu menjadi catatan penting dari dua dekade penjelajahan ini adalah masyarakat adat mampu menjaga hutan, mampu menjaga laut, jauh lebih baik daripada teknologi mana pun," tutur Didi.
"Dan kedua, yang kami temui adalah, sebagian besar upaya penyelamatan lingkungan oleh masyarakat adat itu dilakukan oleh perempuan," imbuhnya.
Didi menegaskan, "Dua hal itu yang menurut kami, itu kami ambil dan kami gunakan sebagai napas dari penjelajahan berikutnya. Tiga-empat dekade ke depan kita perlu sudut pandang baru, kita perlu cara baru dalam menghadapi masalah perubahan iklim."
Mama-mama adat di Papua, misalnya, meski mungkin tidak memahami istilah perubahan iklim, mereka sejatinya telah menjalani upaya-upaya dalam menjaga kelestarian Bumi sekaligus menghambat laju perubahan iklim. Mereka terus menjaga dan menerapkan tradisi adat mereka yang ramah lingkungan. Misalnya tradisi sasi, yakni aturan adat yang melarang siapa pun mengambil hasil laut dalam kurun waktu tertentu.
Didi menggarisbawahi bahwa "sasi dan sasi perempuan di Papua itu jauh lebih baik daripada peraturan mana pun" dalam menjaga keberlanjutan alam dan lingkungan kita.
Editor at Large SayaPilihBumi, Ramon Yusuf Tungka, juga sepakat dengan pernyataan Didi. "Dahulu leluhur kita, kakek-nenek kita, bahkan orang tua kita bisa kok pergi ke pasar hanya menggunakan rantang tanpa menghasilkan jejak sampah plastik. Kenapa kita tidak bisa?" tanya Ramon retoris.
Maka dari itu, menurut Ramon, SayaPilihBumi menyerap itu semua melalui gerakan sosial untuk melestarikan Bumi. Gerakan yang dilakukan adalah aksi-aksi yang bisa kita lakukan mulai dari diri kita sendiri, mulai dari hal kecil, dan mulai dari sekarang.
Dari banyak kearifan lokal yang ada di Indonesia, "kita bisa menciptakan sudut pandang baru yang sebenarnya adalah sudut pandang lama, tapi lebih kita pertebal lagi untuk memberi peluang yang lebih baik lagi untuk untuk planet ini," ujar Ramon. Dan SayaPilihBumi berkomitmen untuk menghimpun semua individu dan komunitas untuk bersatu dalam menyuarakan keberpihakan pada Bumi dan menggaungkan suara itu agar terus bertambah besar.
Didi menambahkan, "Tahun 2025 adalah tahunnya aksi. Lakukanlah apa pun yang kalian bisa dari yang paling kecil sekalipun. Percayalah, tidak ada perubahan yang tidak membawa dampak meski itu hal-hal kecil."
Hal-hal kecil yang bisa kita lakukan antara lain menghindari atau mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menghemat energi, beralih ke produk-produk yang lebih ramah lingkungan, hingga memilah dan mengolah sampah rumah tangga kita sendiri.
Nilai-nilai luhur kearifan lokal yang diulik di atas merupakan temuan dari dua dekade penjelajahan tim National Geographic Indonesia ke berbagai pelosok daerah di Indonesia, baik di wilayah terestrial maupun di wilayah pesisir dan perairan.
Seperti pameran Deep and Extreme Indonesia (DXI), National Geographic Indonesia juga selalu mendorong adanya upaya penjelajahan ke berbagai wilayah Indonesia dengan cara yang ramah lingkungan guna mempelajari nilai-nilai kearifan lokal yang tersimpan di negeri ini.
Di pameran DXI 2025 yang sedang berlangsung sejak tanggal 2 Mei hingga 4 Mei 2025 di Hall B JCC Senayan ini, National Geographic Indonesia dan SayaPilihBumi juga membuka booth. Di sana para pengunjung dapat melakukan berbagai aktivitas antara lain berlangganan majalah National Geographic Indonesia, aktivasi Dropbox Jersey Reborn dengan mendonasikan jersey layak pakai, dan pendaftaran Trail Run Dieng Caldera Race.
--
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat! Dapatkan berita dan artikel pilihan tentang sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui WhatsApp Channel di https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News di https://shorturl.at/xtDSd. Jadilah bagian dari komunitas yang selalu haus akan ilmu dan informasi!
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR