Nationalgeographic.co.id—Para kardinal memilih Robert Francis Prevost (Paus Leo XIV) pada tanggal 8 Mei sebagai Paus Gereja Katolik baru. Ketika Kardinal Robert Prevost muncul di balkon Basilika Santo Petrus, ia diperkenalkan dengan nama Paus Leo XIV.
“Pilihan tersebut mungkin menandakan seperti apa Gereja Katolik di bawah kepemimpinannya,” tulis Mikhail Klimentov di laman The Washington Post. Dengan memilih nama Leo, paus ke-267 tersebut bergabung dengan kelompok 13 paus lainnya yang menggunakan nama ini.
Para Paus Leo sebelumnya adalah para reformis, termasuk Paus Leo XIII, yang terpilih pada tahun 1878. “Ensikliknya “Rerum novarum” berbicara tentang martabat manusia dan martabat pekerja,” kata Pastor Christopher Robinson, bagian dari fakultas studi agama di University of DePaul.
“Dengan memilih nama Paus Leo XIV, ia menunjukkan komitmennya terhadap ajaran sosial gereja, yang telah menjadi dasar pendahulunya, Leo XIII,” kata Pastor Thomas Reese, pakar Vatikan, tentang paus baru tersebut.
Paus Leo XIV dan Takhta Suci belum menjelaskan alasan di balik pemilihan nama Leo
Kardinal Dominique Mamberti, mengumumkan Habemus Papam (kita memiliki Paus) dari balkon tengah Basilika Santo Petrus.
Kardinal juga menyebutkan Kardinal Robert Francis Prevost sebagai Paus terpilih dan nama kepausannya, yaitu Paus Leo XIV. Namun hingga kini, Paus Leo XIV belum menjelaskan mengapa memilih nama Leo sebagai nama kepausannya.
Sejarah di balik nama kepausan “Leo”
Hingga kini, ada 14 Paus Gereja Katolik yang menggunakan nama Leo sebagai nama kepausannya.
“Mengenai pilihan atas nama Paus, Ed Tomlinson mengatakan nama itu memiliki sejarah yang panjang,” tulis Collden Barry di laman Independent.
“Nama Paus Leo tidak mengherankan menunjukkan seorang Paus yang akan kuat selama masa krisis, secara historis,” kata pastor Katolik dan blogger Ed Tomlinson.
Baca Juga: Menjadi Paus Pertama dari Amerika Serikat, Siapa Paus Leo XIV?
Paus pertama yang menyandang nama Leo, Paus Leo I, terpilih pada tahun 440. Ia memimpin hingga tahun 461. Ia berupaya mengamankan persatuan Gereja Katolik selama konflik besar. Dikenal sebagai Paus Leo Agung, ia melakukan upaya diplomasi dengan Atilla sang Hun agar ia tidak menyerang Kekaisaran Romawi.
Paus terakhir yang memilih nama Leo adalah lebih dari 100 tahun yang lalu. Paus Leo XIII memimpin Gereja Katolik dari tahun 1878 hingga 1903. Ia menjadi kekuatan penghubung ketika Gereja Katolik menjalin hubungan dengan pemerintahan sipil — dan tidak terlalu menentang kemajuan ilmiah.
“Selain itu, ia dianggap sebagai pejuang besar bagi kaum miskin,” Dr. Charles Gillespie, seorang profesor studi Katolik di University of Sacred Heart.
Paus Leo XI memiliki salah satu masa kepausan terpendek dalam sejarah Gereja Katolik. Kepemimpinannya berlangsung kurang dari sebulan, dari 1 April 1605 hingga kematiannya pada 27 April 1605.
Kata pakar tentang pemilihan nama Paus Leo XIV
“Mengambil nama Leo XIV merupakan sinyal yang jelas, setidaknya bagi saya. Ia ingin menempatkan pertanyaan moral dan kepemimpinan moral di pusat dari apa yang dilakukan Paus sebagai pemimpin umat Katolik. Namun juga sebagai pemimpin pemikiran bagi dunia, juga seorang pejuang bagi kaum miskin dan kaum yang kurang terwakili,” Gillespie menjelaskan.
“Saya pikir itu adalah tema dari Paus Fransiskus yang mungkin akan kita lihat dilanjutkan oleh Paus Leo XIV,” Gillespie menambahkan.
Dr. William T. Cavanaugh, profesor di University of DePaul, juga merasa "menarik" bahwa nama Leo dipilih. Ia percaya bahwa nama itu dapat “berbicara” banyak tentang pentingnya ajaran sosial Katolik yang mungkin diberikan sang paus baru.
Cavanaugh juga mengatakan bahwa Leo XIII juga merupakan pendukung besar karya Thomas Aquinas. Thomas Aquinas adalah seorang pemikir Skolastik dari abad ke-13. Ia yang menunjukkan semacam keterbukaan terhadap arus intelektual lain.
“Aquinas terkenal karena menggabungkan pemikiran Aristoteles ke dalam pemikiran Kristen,” jelasnya. “Jadi, itulah beberapa kemungkinan arah yang ditunjukkan oleh nama itu.”
Apa arti nama Leo dalam Gereja Katolik
Nama Leo berarti singa dalam bahasa Latin, yang menandakan keberanian dan kekuatan.
Singa merupakan simbol kekuatan dan keberanian dalam seni Kristen, yang dikaitkan dengan Kristus, Singa dari suku Yehuda" (Wahyu 5:5).
“Dianggap memiliki kewaspadaan yang luar biasa, singa digambarkan sebagai penjaga di depan pintu gereja,” dilansir dari Catholic Culture. Santo Jerome sering digambarkan bersama seekor singa yang tinggal bersamanya di gua di Palestina.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | people,The Washington Post,Independent |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR