“Di Belahan Bumi Selatan, hewan-hewan ini berburu bersama dinosaurus theropoda paling awal, menciptakan tumpukan predator," kata Zanno. Namun, penemuan Carnufex menunjukkan bahwa di utara, crocodylomorph berbadan besar, bukanlah dinosaurus, yang menambah keragaman ceruk predator puncak.
"Kami tahu bahwa ada terlalu banyak pemain top di panggung pada Trias Akhir," tambah Zanno, "Namun, sampai kami menguraikan cerita di balik Carnufex, tidak jelas bahwa nenek moyang buaya awal termasuk di antara mereka yang bersaing untuk peran predator puncak sebelum masa kejayaan dinosaurus di Amerika Utara."
Saat Trias berakhir, kepunahan menghancurkan semua predator ini dan hanya crocodylomorph berbadan kecil dan theropoda yang sanggup bertahan hidup.
"Theropoda siap menjadi pengganti bagi relung predator puncak yang kosong saat buaya berbadan besar dan kerabatnya mengundurkan diri," kata Zanno. "Dinosaurus predator terus mengisi peran ini secara eksklusif selama 135 juta tahun berikutnya."
Namun, buaya purba juga menemukan kesuksesannya di tempat yang lain.
"Ketika dinosaurus theropoda mulai berkembang biak, nenek moyang buaya modern awalnya mengambil peran yang mirip dengan rubah atau serigala, dengan tubuh yang kecil dan ramping serta anggota tubuh yang panjang," kata Susan Drymala, mahasiswa pascasarjana di NC State dan salah satu penulis makalah tersebut.
"Jika Anda ingin membayangkan hewan-hewan ini, bayangkan saja rubah modern, tetapi dengan kulit buaya, bukan berbulu," pungkasnya.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | SciTechDaily |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR