Revolusi Prancis (1789 – 1799)
Pada akhir abad ke-18, sebagian besar rakyat Prancis hidup dalam kesengsaraan. “Kecuali kaum bangsawan yang menjalani gaya hidup mewah dan mahal,” tulis Nathaniel Whelan di laman World Atlas.
Warga merasa frustasi dengan monarki yang memungut pajak besar tetapi tidak memberikan imbalan apa pun. Karena itu, mereka mengalihkan ketidakpuasan yang meluas kepada Raja Louis XVI.
Para sejarawan menandai tanggal 14 Juli 1789 sebagai awal konflik ketika kaum revolusioner menyerbu Bastille. Bastille adalah gudang senjata dan penjara abad pertengahan. Kaum revolusioner menjarah gudang itu untuk mempersenjatai diri sambil menyerang simbol kekuasaan absolut monarki. 2 bulan berikutnya dikenal sebagai Great Fear karena kerusuhan dan histeria massal melanda Prancis.
National Constituent Assembly terus memperdebatkan masa depan politik Prancis demi mendorong perubahan. Mereka adalah sekelompok perwakilan dari Majelis Perwakilan Rakyat. Sementara itu, tokoh-tokoh berpengaruh seperti Maximilien de Robespierre memperjuangkan reformasi pemerintahan total.
Pada musim panas tahun 1792, sebuah kelompok radikal yang disebut Jacobin menangkap raja saat mencoba melarikan diri. Hal ini mengakibatkan dibentuknya National Convention, yang menandai lahirnya Republik Prancis pertama.
Pada bulan Januari 1793, Raja Louis XVI dieksekusi dengan guillotine. Peristiwa ini memicu pertumpahan darah yang berlebihan selama 10 bulan selama Jacobins' Reign of Terror di seluruh Prancis.
Akhirnya, lebih dari 17.000 orang yang dianggap musuh revolusi dieksekusi. Setidaknya 10.000 lainnya tewas di penjara sambil menunggu persidangan. Eksekusi Robespierre mengawali fase baru di mana Prancis bangkit melawan kekerasan yang merajalela.
Pada Agustus 1795, kekuasaan eksekutif berada di tangan Directory, sebuah kolektif beranggotakan 5 orang yang ditunjuk oleh parlemen. Namun keadaan negara tidak membaik.
Setelah 4 tahun penuh kesulitan, korupsi, dan ketidakpuasan, konflik berakhir pada tahun 1799. Saat itu Napoleon Bonaparte merebut kekuasaan melalui kudeta. Revolusi Prancis terkenal karena penghapusan monarki Prancis yang telah berkuasa selama berabad-abad. Revolusi ini menunjukkan kekuatan rakyat dan kemampuan mereka untuk benar-benar membuat perbedaan.
Revolusi Haiti (1791 – 1804)
Saint Domingue—sekarang Haiti—adalah koloni Prancis di pulau Karibia Hispaniola sejak 1659. Terinspirasi oleh Revolusi Prancis, kelompok budak bangkit untuk melawan penindas mereka pada tanggal 22 Agustus 1791. Lebih dari 100.000 mantan budak bergabung dalam perjuangan ini, membunuh pemilik perkebunan dan menghancurkan properti mereka.
Source | : | World Atlas |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR