Nationalgeographic.co.id—Sebuah studi baru yang terbit di jurnal Science Advances mengungkap penemuan arkeologi luar biasa di bawah kota modern Valencina de la Concepción di Spanyol Barat Daya. Para peneliti menemukan makam Montelirio, sebuah bangunan pemakaman berusia sekitar 5.000 tahun yang berasal dari antara tahun 2875 SM dan 2635 SM, yang menyimpan koleksi manik-manik kerang kuno terbesar di dunia.
Dibuat dari kerang Pecten maximus, manik-manik ini menawarkan wawasan penting tentang struktur sosial, sistem tenaga kerja, dan budaya simbolis orang-orang yang tinggal di sana jauh sebelum munculnya kekaisaran kuno. Penemuan ini juga menantang pandangan tradisional tentang peran gender di Eropa prasejarah, menyoroti peran penting perempuan dalam masyarakat awal ini.
Penemuan Monumental: Manik-Manik Kerang Montelirio
Pada tahun 2025, setelah bertahun-tahun melakukan penelitian dan penggalian, para arkeolog menemukan harta karun di dalam makam Montelirio. Lebih dari 270.000 manik-manik kerang kecil, masing-masing selebar kurang dari sepertiga inci, ditemukan dijahit pada pakaian seperti tunik, rok, dan kerudung.
Pakaian-pakaian ini, yang dulunya berkilau di bawah sinar matahari, kini menawarkan potret masyarakat Zaman Tembaga yang sangat terorganisasi. Manik-manik, yang sebagian besar terbuat dari kerang yang dikumpulkan dari pantai Atlantik di dekatnya, dibentuk, dibor, dan dipoles dengan cermat sebelum dijahit menjadi pakaian.
Skala koleksi ini berbicara banyak tentang masyarakat yang memproduksinya. Pakaian-pakaian ini, yang beratnya akan lebih dari 200 pon saat selesai dibuat, tidak dimaksudkan untuk dipakai sehari-hari tetapi untuk keperluan seremonial.
Berat dan kekakuan pakaian yang sangat berat akan membuatnya tidak praktis untuk kegiatan sehari-hari, yang selanjutnya memperkuat gagasan bahwa pakaian bermanik-manik ini lebih bersifat simbolis daripada fungsional.
Pentingnya penemuan ini tidak hanya terletak pada jumlah manik-manik, tetapi juga pada perannya sebagai pernyataan sosial—yang mengikat individu yang memakainya pada sistem kerja, status, dan kepercayaan yang kompleks. Penemuan ini juga menantang pandangan tradisional tentang peran gender di Eropa prasejarah, dengan menyoroti peran penting perempuan dalam masyarakat awal ini.
Keahlian di Balik Pembuatan Manik-Manik: Upaya Besar-besaran
Menciptakan kembali manik-manik yang ditemukan di Montelirio memberikan gambaran sekilas tentang upaya besar yang terlibat dalam memproduksi pakaian ini. Para peneliti memperkirakan bahwa dibutuhkan waktu sekitar sepuluh menit untuk membentuk dan melubangi satu manik-manik.
Mengingat ada lebih dari 270.000 manik-manik, tim pengrajin terampil akan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikan pakaian yang rumit tersebut. Secara total, para peneliti menghitung bahwa memproduksi koleksi yang ditemukan hanya dalam satu ruangan akan membutuhkan waktu sekitar 206 hari kerja berturut-turut untuk sepuluh pengrajin, yang bekerja selama delapan jam.
Baca Juga: Benarkah Howard Carter Mencuri Harta Karun Firaun Tutankhamun?
Sebelum manik-manik dapat mulai dibuat, hampir 2.200 pon kulit kerang mentah harus dikumpulkan, diangkut, dan disiapkan. Hal ini menunjukkan adanya komunitas yang sangat terorganisasi, yang mampu mengoordinasikan upaya yang sangat besar tersebut.
Surplus makanan pasti diperlukan untuk memberi makan para pekerja, dan seseorang dalam komunitas tersebut harus merencanakan logistik operasi berskala besar ini. Fakta bahwa upaya tersebut didedikasikan untuk menciptakan pakaian seremonial menunjukkan peran utama ritual dan pertunjukan dalam kehidupan sosial dan budaya komunitas tersebut.
Perempuan di Pusat Hierarki Sosial
Di antara sisa-sisa kerangka manusia yang ditemukan di makam Montelirio, 15 dari 20 individu yang teridentifikasi adalah perempuan. Para perempuan ini bukan sekadar peserta pasif dalam ritual komunitas; peran mereka merupakan bagian integral dari tatanan sosial dan budaya saat itu.
Penemuan manik-manik yang rumit di makam itu menunjukkan bahwa para perempuan tersebut kemungkinan besar adalah pemimpin atau individu berstatus tinggi. Para peneliti menemukan manik-manik yang paling rumit dan berhias dikaitkan dengan dua perempuan yang diposisikan paling dekat dengan altar bilik.
Penempatan ini dan keunggulan manik-manik tersebut menunjukkan adanya struktur sosial hierarkis di mana perempuan memiliki pengaruh yang cukup besar. Peran mereka yang berstatus tinggi menantang asumsi umum bahwa masyarakat Eropa prasejarah benar-benar menganut sistem patriarki.
Sebaliknya, makam Montelirio menyajikan pandangan yang bernuansa tentang peran gender, yang menunjukkan bahwa perempuan memainkan peran penting dalam mengelola sumber daya, mengawasi produksi kerajinan, dan memimpin kegiatan ritual.
Simbolisme dan Kekuasaan: Peran Manik-Manik
Dikutip dari Indian Defence Review, manik-manik yang ditemukan di makam Montelirio tidak hanya bersifat dekoratif, tetapi juga bersifat simbolis. Manik-manik kerang telah digunakan sepanjang sejarah sebagai mata uang, penanda status, dan simbol identitas.
Dalam kasus makam Montelirio, manik-manik tersebut berfungsi sebagai sinyal sosial yang kuat, yang menghubungkan pemakainya dengan sistem perdagangan, ritual, dan otoritas yang lebih besar. Pemilihan kerang sebagai bahan untuk manik-manik juga memiliki makna yang signifikan.
Kerang-kerang tersebut, yang dikumpulkan dari pantai Atlantik, mungkin dianggap sebagai penghubung antara masyarakat pedalaman dan laut. Benda-benda ini menghubungkan masyarakat Valencina dengan jaringan perdagangan Mediterania yang lebih luas yang kemudian menjadi bagian dari sebagian besar sejarah wilayah tersebut di kemudian hari.
Adapun pakaian ini, yang dihiasi dengan ribuan manik-manik, berfungsi sebagai simbol kekuasaan dan status yang hidup. Siapa pun yang mengenakannya akan menjadi figur otoritas, dengan berat manik-manik yang tidak hanya mewakili bobot fisik tetapi juga bobot sosial dan ekonomi pemakainya.
Upaya keras yang diperlukan untuk menciptakan pakaian yang rumit seperti itu akan menjadi sinyal yang jelas kepada orang lain tentang kedudukan tinggi pemakainya dalam masyarakat.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR