Nationalgeographic.co.id–Griffin legendaris memiliki sejarah yang panjang dan penuh warna. Mulai dari makhluk bercakar yang menakutkan dalam mitologi Yunani hingga hewan penari di Alice in Wonderland. Konon, mitos griffin dipercaya terinspirasi dari dinosaurus. Benarkah demikian?
Kini para ahli mengatakan sudah saatnya untuk menulis ulang latar belakang makhluk fantastis ini. Mengapa? Ternyata, hanya ada sedikit bukti yang mendukung gagasan populer bahwa makhluk itu terinspirasi oleh fosil dinosaurus di Asia Tengah.
“Seluruh gagasan ini hanyalah dugaan dan spekulasi,” kata seniman dan paleontolog Mark Witton dari University of Portsmouth.
Griffin memiliki kepala dan sayap elang di atas tubuh singa. Penggambaran tertua muncul dalam seni dari Mesir kuno dan Timur Dekat. Beberapa berasal dari sebelum 3.000 SM, tetapi makhluk ini juga memiliki sejarah panjang di Asia Tengah dan Yunani.
Asal-usul Griffin disebut terinspirasi dari dinosaurus
“Fosil dari dinosaurus bertanduk Asia Tengah yang disebut protoceratops memainkan peran kunci dalam perkembangan griffin,” tulis Nicola Davis di laman The Guardian.
Sebuah gagasan diajukan lebih dari 30 tahun lalu oleh ahli cerita rakyat klasik Adrienne Mayor. Mayor menunjukkan bahwa fosil-fosil ini ditemukan oleh penambang emas Skithia. Menurutnya, fosil itu turut memicu kisah tentang makhluk aneh berkaki empat dan paruh yang bertelur di sarang-sarang di tanah.
Kisah-kisah ini dibawa melalui jalur perdagangan. “Baik yang memunculkan seni dan sastra griffin dalam budaya Yunani kuno. Atau yang dikaitkan dengan gambaran-gambaran makhluk mitos yang ada dan memicu legendanya,” tambah Davis
Namun, dalam tulisannya di jurnal Interdisciplinary Science Reviews, Witton dan rekan-rekannya meragukan “geomitos” ini.
Tim menunjukkan bahwa griffin memiliki sedikit kesamaan detail anatomi dengan dinosaurus. Teks-teks Yunani kuno merujuk pada gagasan griffin–atau “gryps”–sebagai binatang penjaga emas di Asia Tengah. Meski demikian, fosil-fosil protoceratops tidak ditemukan di dekat endapan emas purba.
Peneliti juga mengatakan bukti menunjukkan seni yang menggambarkan griffin menyebar ke arah timur dari Yunani dan Timur Dekat hingga Asia Tengah. Alih-alih arah sebaliknya. Sementara itu, perilaku bersarang yang dikaitkan dengan griffin–dan juga oleh protoceratops – digambarkan pada vas Mycenaean abad ke-12 SM. “Ratusan tahun sebelum kisah dinosaurus mencapai Yunani dari timur jauh,” Davis menambahkan lagi
Fosil seringkali membutuhkan penggalian ekstensif, sesuatu yang menurut tim tidak mungkin dilakukan oleh para nomaden kuno.
Source | : | The Guardian |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR