Penulis: Beny Adrian/Mylesat
Perkembangan teknologi juga membawa perkembangan bagi dunia pesawat tanpa awak (UAV). Saat ini, UAV memiliki banyak bentuk dan varian. Salah satu yang mulai banyak digunakan dan menjadi sorotan adalah UAV mini dengan ukuran sebesar spidol.
Kemenhan Belanda, pada awal Mei ini menandatangani kontrak dengan Prox Dynamics asal Norwegia sebagai bentuk kesepakatan pembelian puluhan UAV mini model helikopter Black Hornet. UAV ini akan dioperasikan oleh Marinir dan AD Belanda.
Baca juga: Rentetan Bom Surabaya dan Fenomena Aksi Terosisme oleh Lone Wolf
Pihak Prox Dynamics mengatakan bahwa mereka sudah memberikan pelatihan bagi personel tentara Belanda dalam mengoperasikan Black Hornet.
Tidak hanya Belanda, Black Hornet juga digunakan oleh Jerman, Norwegia, dan Inggris untuk digunakan di Afghanistan.
UAV dengan bentuk seperti helikopter berukuran sangat kecil ini memiliki ukuran 10 x 2,5 cm. Walau berukuran kecil, Black Hornet mampu memberikan kewaspadaan situasi kepada pasukan darat. Dengan ukurannya itu, Black Hornet dengan mudah dibawa operatornya.
Tidak hanya ukurannya yang mencengangkan, berat UAV ini tidak lebih dari berat satu butir telur. Dengan baterai terpasang pun, berat si "lebah hitam" ini tidak lebih dari setengah ons.
Soal kecepatan, Black Hornet mampu terbang hingga 18 km/jam.
UAV ini dilengkapi kamera untuk menangkap gambar bergerak maupun diam. Operator hanya butuh 20 menit untuk belajar menerbangkan Black Hornet.
Walaupun memiliki dimensi yang kecil, tiga buah kamera dapat ditanamkan pada badan UAV ini. Satu kamera mengarah ke depan, dan dua sisanya mengarah ke bawah dan mengarah ke sudut 45 derajat.
Penulis | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR