Sekitar 50 tahun lalu, penjelajah asal Prancis, Jacques Cousteau menyelam ke laut dalam dengan kapal DEEPSTAR 4000. Dibuat pada 1965, kapal selam tersebut membantu mengidentifikasi kehidupan bawah laut hingga 1972.
Dari spesies yang ditemukan, ada ubur-ubur raksasa yang memiliki sedikit tentakel. Ia bernama Deepstaria enigmatic.
Seperti namanya, D. enigmatica merupakan spesimen misterius yang belum dipelajari secara luas. Ubur-ubur ini mirip dengan kantung plastik besar. Ia memiliki perut tipis nan lebar yang tertutup jaringan yang saling berhubungan. D. enigmatica hidup di kedalaman 3000 kaki di perairan Teluk Meksiko, laut India dan selatan.
Ukurannya yang besar dan habitatnya yang terpencil, membuat ubur-ubur ini sulit untuk dipahami. Meskipun begitu, beberapa spesimen yang belum lengkap, hasil foto, dan pengamatan dari kapal selam, mampu memberikan sedikit gambaran bagi peneliti.
Baca juga: Ilmuwan Temukan 100 Spesies Bawah Laut Terbaru di Sekitar Bermuda
Menggunakan kamera ultra-sensitif yang terbungkus dalam bola kaca tebal, David Gruber, ahli biologi kelautan sekaligus National Geographic Emerging Explorer, berhasil menangkap gambar D. enigmatica.
“Menggunakan teknologi terbaru, kami berhasil mendekati hewan ini di kegelapan. Untuk memfotonya, Anda membutuhkan kamera yang benar-benar sensitif,” kata Gruber.
Dalam kegelapan
Pada November lalu, Gruber, insinyur Brennan Phillips dari University of Rhode Island, dan timnya, menaiki kapal eksplorasi dari pulau San Benedicto, Meksiko, menuju lautan terbuka.
Mereka membawa kamera Canon ME20F-SH yang super sensitif. Kamera tersebut dibungkus dalam bola kaca dengan ketebalan 13 inci untuk melindunginya dari tekanan laut dalam.
Para peneliti lalu memasang Canon pada Hercules, kendaraan bawah laut yang bisa dioperasikan dari jarak jauh. Mereka mengirim Hercules dan Canon ke kedalaman 3195 kaki di bawah permukaan laut, dan mengontrolnya dari titik pandang mereka di atas kapal.
Para peneliti tidak kesulitan mencari D. enigmatica. Malah, ubur-ubur itu yang menghampiri Hercules.
“Hewan ini mendatangi kapal Hercules. Kami tidak mengambilnya karena D. enigmatica sangat rapuh dan hanya bisa mengapung di tengah laut,” kata Gruber.
Saat pertama kali bertemu spesimen tersebut, para peneliti mengikutinya dengan kamera bercahaya rendah, selama hampir sepuluh menit.
Adanya LED yang bisa diatur ke cahaya terendah, memungkinkan peneliti mengamati pembukaan dan penutupan ubur-ubur ini. Dengan begitu, mereka dapat mengetahui bagaimana hewan tanpa tentakel ini bergerak ke atas atau menangkap mangsanya.
Para peneliti juga mendapatkan gambar close up dari sistem pencernaan dan jaringan yang menutupi tubuh D. enigmatica.
“Satu-satunya cahaya yang mereka dapat, berasal dari hewan bioluminescence lainnya,” ujar Gruber.
Jangan terlalu dekat
Salah satu pertimbangan tim peneliti adalah: mereka tidak ingin mengacaukan situasi alamiah D. enigmatica. Merekamnya dengan teknologi rendah cahaya, memungkinkan peneliti untuk mengurangi gangguan. Dengan begitu, mereka bisa mengamati ubur-ubur tersebut dengan baik.
Baca juga: Sampah Plastik Ditemukan di Palung Mariana, Titik Terdalam di Bumi
“Kami pasti akan kehilangan banyak momen jika menggunakan kamera lain yang terlalu cerah dan berisik,” kata Gruber.
Dengan Canon, peneliti menggunakan sebagian kecil cahaya untuk mengoperasikan kapal selam. “Rasanya seperti menyelam dengan senter kecil,” ujarnya.
Tidak hanya D. enigmatica, para ilmuwan mengatakan, mereka akan menggunakan teknologi terbaru ini untuk merekam spesies yang sukar dipahami lainnya.
Source | : | Elaina Zachos/National Geographic |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR