“Hewan ini mendatangi kapal Hercules. Kami tidak mengambilnya karena D. enigmatica sangat rapuh dan hanya bisa mengapung di tengah laut,” kata Gruber.
Saat pertama kali bertemu spesimen tersebut, para peneliti mengikutinya dengan kamera bercahaya rendah, selama hampir sepuluh menit.
Adanya LED yang bisa diatur ke cahaya terendah, memungkinkan peneliti mengamati pembukaan dan penutupan ubur-ubur ini. Dengan begitu, mereka dapat mengetahui bagaimana hewan tanpa tentakel ini bergerak ke atas atau menangkap mangsanya.
Para peneliti juga mendapatkan gambar close up dari sistem pencernaan dan jaringan yang menutupi tubuh D. enigmatica.
“Satu-satunya cahaya yang mereka dapat, berasal dari hewan bioluminescence lainnya,” ujar Gruber.
Jangan terlalu dekat
Salah satu pertimbangan tim peneliti adalah: mereka tidak ingin mengacaukan situasi alamiah D. enigmatica. Merekamnya dengan teknologi rendah cahaya, memungkinkan peneliti untuk mengurangi gangguan. Dengan begitu, mereka bisa mengamati ubur-ubur tersebut dengan baik.
Baca juga: Sampah Plastik Ditemukan di Palung Mariana, Titik Terdalam di Bumi
“Kami pasti akan kehilangan banyak momen jika menggunakan kamera lain yang terlalu cerah dan berisik,” kata Gruber.
Dengan Canon, peneliti menggunakan sebagian kecil cahaya untuk mengoperasikan kapal selam. “Rasanya seperti menyelam dengan senter kecil,” ujarnya.
Tidak hanya D. enigmatica, para ilmuwan mengatakan, mereka akan menggunakan teknologi terbaru ini untuk merekam spesies yang sukar dipahami lainnya.
Source | : | Elaina Zachos/National Geographic |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR