Di tempat pembuangan di Sri Lanka, terdapat kawanan gajah liar yang sedang mencari makan di antara tumpukan sampah. Mereka menelan potongan-potongan plastik yang berbahaya, serta makanan busuk. Para ahli mengatakan, ini bisa menimbulkan masalah kesehatan bagi para gajah.
Jayantha Jayewardene, peneliti gajah Asia mengatakan, akibat pembuangan sampah secara ilegal di dekat cagar alam, diperkirakan 7500 gajah liar di Sri Lanka, jadi sering mengais sampah. Dan itu membuat mereka sakit.
“Para gajah mengalami sakit akibat makan plastik. Kami belum menemukan kasus kematian, namun ini harus diperhatikan,” katanya.
Baca juga: Bagi Hewan, Plastik Mengubah Lautan Menjadi Kawasan Penuh Ranjau
Menurut Jayewardene, kondisi ini sangat memprihatinkan. Sebab, gajah termasuk hewan yang dihormati dalam agama Buddha, agama mayoritas di Sri Lanka, dan ia juga dilindungi oleh hukum.
“Sri Lanka menganggap gajah sebagai warisan negara, namun sekarang kita lihat, hewan-hewan tersebut kekurangan makanan dan harus mengonsumsi sampah,” tambahnya.
Sekawanan 20 gajah liar di Habarana, bagian timur Sri Lanka, menjadi sangat bergantung pada sampah. Mereka berperilaku seperti hewan peliharaan yang menunggu traktor untuk memberikan ‘makanan’. Gajah-gajah ini tidak lagi mencari makan di hutan. Mereka seperti hewan di kebun binatang.
“Mereka menjadi jinak dan terbiasa dengan traktor yang membawakan mereka sampah. Ini pemandangan yang menyedihkan melihat hewan tersebut memunguti sampah yang membusuk,” papar Jayewardene.
Gajah tersebut sering kali terlihat berada di kerumunan sampah, terutama pada tumpukan botol plastik. Sangat berbeda dengan hewan jumbo yang digambarkan di brosur perjalanan Sri Lanka.
Tahun lalu, pemerintah sudah melarang adanya tempat pembuangan sampah terbuka di dekat tempat perlindungan satwa liar. Hal ini dilakukan untuk menghindari risiko kesehatan gajah yang mengonsumsi makanan busuk.
“Sekitar 300 gajah berkeliaran di sekitar sampah. Ketika mengonsumsi limbah yang dipenuhi bakteri, itu memperpendek umur mereka,” tulis sebuah pernyataan pemerintah tahun lalu.
Source | : | AFP |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR