Nama Saelan mungkin tak begitu dikenal di masa sekarang, namun namanya begitu bersejarah dalam sepakbola Indonesia.
Selain berjuang dengan keras di bawah mistar gawang, ia adalah sosok yang ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Ia juga merupakan sosok yang berhasil menahan gempuran Uni Soviet, Ketika tim Uni Soviet berhasil menembus palang pintu Indonesia, dengan sigap Saelan menghadangnya di depan mistar gawang.
Baca juga: Video Assistant Referee, Teknologi Mata Ketiga Wasit Piala Dunia 2018
"Saya jatuh bangun menahan serbuan Beruang Merah (Sebutan Uni Soviet/Rusia). Pokoknya, kami bertekad tidak menyerah. Waktu itu masih belum ada peraturan, kalau hasil pertandingan draw, harus dilakukan sudden death tendangan penalti."
Kutipan tersebut dimuat di Harian Kompas yang terbit pada 4 Juni 2002.
Bahkan aksinya memaksa Uni Soviet bermain keras dan mengeluarkan tekel-tekel keras, ke arah kaki pemain Indonesia Ramang sang legendaris.
Kedua tim saling jual beli serangan, hingga menit-menit akhir, dan kiper Uni Soviet kala itu Lev Yashin juga menunjukkan kelasnya sebagai penjaga gawang terbaik dunia.
Hingga menit akhir Uni Soviet tak mampu menjebol gawang Maulwi Selan.
Namun, sayang tim perjalanan tim Indonesia harus berakhir setelah dua pemainnya cedera, dan setelah 36 jam kemuadian pertandingan tersebut diulang untuk menentukan pemenangnya.
Indonesia harus takluk dengan skor 0-4. Namun Saelan memastikan Indonesia kalah dengan cara terhormat.
Selain kariernya sebagai pemain sepakbola, Saelan juga seorang ajudan setia Bung Karno, pasca perhelatan sepakbola tersebut.
Source | : | intisari |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR