Penulis: Gloria Setyvani Putri.
Sebuah makalah yang terbit di jurnal Neurology, Rabu (27/6/2018), mengungkap bagaimana pria dengan kandungan kadar estrogen tinggi dapat lebih sering mengalami migrain.
Migrain adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan serangan sakit kepala sebelah.
Baca juga: ‘Koin Iblis’, Pemujaan Setan, dan Tipuan Arkeologi yang Rumit
Tim peneliti dari Pusat Kesehatan Universitas Leiden, Belanda, mengatakan studi ini adalah tindak lanjut dari penelitian sebelumnya. Studi sebelumnya menyebut perubahan dalam hormon seks wanita dapat memicu munculnya migrain atau tingkat serangan yang lebih berat.
Inilah yang membuat wanita tiga kali lebih mungkin mengalami migrain saat masa subur.
Diyakini hormon seks wanita dapat membuat otak rentan terhadap gelombang sinyal sel listrik (CSD) dan neuron sensorik yang terlalu aktif melilit pembuluh darah otak di kepala, rahang, dan leher.
Kedua hal itu merupakan ciri khas patogenesis migrain. Sayang, belum ada studi yang meneliti keterkaitan hormon seks pria dengan gejala migrain. "Penelitian sebelumnya membuktikan kadar estrogen dapat memengaruhi migrain pada wanita dan tingkat keparahannya.
Namun, tidak ada literatur yang membahas apakah hormon seks juga memicu migrain pada pria," kata Dr W.P.J. Van Oosterhout, penulis sekaligus pemimpin penelitian dilansir Medical Express, Rabu (27/6/2018).
Untuk itu, Van Oosterhout dan timnya melibatkan 17 pria berusia rata-rata 47 tahun yang kerap dilanda migrain, sedikitnya tiga kali dalam sebulan.
Untuk variabel kontrolnya, mereka melibatkan 22 pria sehat yang tidak pernah mengalami migrain. Para partisipan diketahui tidak mengonsumsi obat yang dapat memengaruhi kadar hormon.
Baca juga: Tidak Kalah dengan Anjing, Kambing Juga Miliki Kecerdasan dan Cinta
Perdebatan Sengit Peneliti tentang Benarkah Orang-Orang di Zona Biru Hidup Lebih Lama
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR