Akhir-akhir ini masalah terkait pencemaran laut sedang panas untuk diungkap. Upaya untuk melestarikan ekosistem laut juga tidak berhenti pada kegiatan membersihkan lautan dari sampah.
Sebuah makalah yang diterbitkan oleh Nature mengungkap perlunya sebuah upaya agar lautan kebal terhadap polusi. Cara yang mereka tawarkan adalah dengan penguatan terumbu karang.
Baca Juga: Viral, Gumpalan Awan 'Ombak Besar' Hebohkan Masyarakat Malaysia
Terumbu karang merupakan ekosistem tertua di bumi. Habitat terumbu karang sangat penting di lautan karena menunjang hampir 25 persen dari kehidupan satwa laut.
Eksperimen yang dilakukan oleh Marine Science Diving Club Universitas Hasanuddin ini menunjukkan bahwa sampah plastik sangat berpengaruh pada kondisi karang.
Karena tertutupi oleh sampah plastik, pertumbuhan karang akan terganggu dan mengalami perubahan warna menjadi lebih putih (bleaching).
Layaknya manusia, terumbu karang juga memiliki sistem kekebalan. Oleh karena itu, jika terumbu karang memiliki sistem kekebalan yang kuat, maka terumbu karang akan mampu bertahan dalam kondisi terburuk sekalipun.
“Jika kita ingin melestarikan atau memulihkan terumbu karang, kita perlu memahami kesehatan karang. Apa yang mendorong toleransi dan bagaimana kita bisa mempromosikannya,” Ungkap Caroline Palmer, peneliti dari University of Plymouth.
Baca juga: Mengapa Anak-anak yang Sukses Diselamatkan dari Gua Harus Dikarantina?
Selama satu dekade, Palmer telah mempelajari sistem kekebalan terumbu karang. Berdasarkan hasil pengamatan Palmer, terumbu karang dengan sistem kekebalan yang tinggi lebih sukar untuk mati atau berubah warna menjadi putih.
Meskipun saat ini banyak penelitian mengarah langkah pendukung dengan rekayasa genetika terumbu karang, namun peneliti percaya bahwa dengan cara ini mereka akan sukses dalam menyelamatkan terumbu karang.
Source | : | New York Post |
Penulis | : | Mar'atus Syarifah |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR