“Sepertinya tidak ada lagi ular diawetkan yang usianya lebih tua dari ini,” ujar John Scanlon, ahli paleontologi di University of New South Wales. Menurut Scanlon, fosil kadal mungkin berlimpah di wilayah utara yang merupakan pecahan super benua Laurasia, namun ular sangat jarang.
“Memang ada fosil ular lain dengan usia yang sama, tetapi mereka berasal dari endapan laut di sekitar Mediterania sehingga diklasifikasikan sebagai spesies akuatik. Xiaophis sendiri jelas berasal dari daratan dan mirip dengan ular yang hidup di tanah dan menggali lubang,” tambahnya.
Baca juga: Lokasi Pembuatan Mumi Mesir Kuno Ditemukan, Seperti Apakah?
Bayi ular di dalam ambar ini diketahui kehilangan tulang tengkoraknya. Padahal, itu bisa memberikan banyak informasi mengenai ekologi, habitat, serta hubungannya dengan ular lain.
Oleh sebab itu, ke depannya, para peneliti akan mencari fosil ular lain. Tidak hanya dalam ambar, tetapi juga di dataran.
Source | : | John Pickrell/National Geographic |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR