Meskipun rezim pelatihan telah berubah selama bertahun-tahun, namun tujuannya tetap sama. Yaitu mengajarkan keterampilan khusus astronaut untuk digunakan saat menghadapi bahaya yang mengancam nyawa.
Medan yang sulit
Satu dekade sebelum hari penentuannya di orbit, NASA mengirim Massimino dan empat astronaut baru lainnya dalam ekspedisi sepuluh hari di wilayah terpencil Arktika Kanada. Pada saat itu, ia tidak terlalu bersemangat.
“Kami melakukan latihan di Cold Lake. Sesuai namanya, itu sangat dingin!” kata Massimino.
Mereka hanya dilengkapi peralatan bertahan hidup sederhana – mantel, topi, alat navigasi dan kereta luncur – sebelum helikopter menurunkan mereka di tundra Arktika yang asing.
Massimino dan timnya mendirikan tenda, menyiapkan makanan, dan menggigil bersama saat suhu turun hingga -40 derajat Fahrenheit.
Waktu siang hari lebih pendek sehingga mereka harus berpacu dengan waktu untuk melepaskan dan merakit tenda. Pria-pria ini harus mengangkut semuanya sendiri. Suhu ekstrem membuat tugas-tugas harian itu sangat sulit dan kadang membuat emosi.
Suatu hari, ketika sedang mencari tempat kemah baru, Massimino tersesat dan menghabiskan waktu berjam-jam untuk berputar-putar di tempat sama. Di lain waktu, sepatu yang bolong membuat kakinya mengalami radang dingin dan perlu waktu beberapa bulan untuk sembuh.
“Sangat tidak nyaman,” ujar Massimino.
Meskipun tampak buruk, Cold Lake bukan satu-satunya latihan bertahan hidup yang harus dihadapinya. Massimino harus memanjat tebing di Utah walau ia sangat benci ketinggian.
Saat melakukan ekspedisi di Alaska, para astronaut ini juga pernah hampir meninggal akibat serangan badai yang datang secara tiba-tiba.
Menumbuhkan kerja sama
Source | : | News.com.au |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR