Nationalgeographic.co.id - Jika Anda mengalami sakit gigi di Melbourne, Australia, sekitar 1898 hingga 1930-an, dokter gigi, J.J Forster memiliki solusi cepat: yakni mencabut lalu membuangnya.
Sepertinya teknik itu benar-benar digunakan Forster, mengingat ada seribu geraham busuk yang ditemukan para arkeolog saat menggali bawah tanah kota tersebut selama dua bulan.
Dalam rangka proyek pembangunan lima stasiun kereta bawah tanah baru yang harus selesai sebelum 2025, penggalian di lokasi tersebut pun dilakukan. Namun, mereka justru berhasil mengungkap kehidupan orang Australia di akhir abad ke-19 dan awal abad 20.
Baca juga: Kuburan Batu Megalitikum Dari 5000 Tahun Lalu Ditemukan di Kenya
Gigi-gigi -- yang ditemukan di dekat tempat praktik Forster di Swanston Street dahulu kala – menceritakan kengerian kedokteran gigi di Victoria pada masa itu.
Dibanding berusaha memperbaiki gigi yang sakit, dokter lebih memilih langsung mencabutnya. Dan pasien pun tampaknya tidak terlalu masalah dengan hal itu.
Kebanyakan gigi yang ditemukan menunjukkan tanda-tanda berlubang, pembusukan, dan kerusakan pada akarnya. Diduga para pasien sudah sangat kesakitan dan menderita ketika mengunjungi Forster.
Namun, bagaiamana pun juga, meski gigi sudah dicabut, rasa sakitnya tetap mengikuti. Mark Evans, spesialis endodontis dari Melbourne University menjelaskan, obat-obat yang diberikan biasanya terbatas pada kokain, novocaine, dan oksida nitrat.
Itu tidak bisa diandalkan, tak bertahan lama, dan hanya meninggalkan rasa sakit yang luar biasa kepada pasien setelah efeknya memudar. Rasa sakit tersebut juga tidak diimbangi obat penawar seperti paracetamol di zaman modern.
“Sangat mengerikan,” ujar Evans.
Baca juga: Peta Tahun 1491 yang Memengaruhi Perjalanan Christopher Columbus
Saat pasien-pasiennya meninggalkan tempat praktik, Forster tampaknya ingin membuang gigi mereka secepat mungkin – di toilet atau menjejalkannya ke pipa besi.
“Kami rasa dia tidak begitu baik dalam membuang gigi dengan cara yang higienis. Sepertinya, dia membuang gigi-giti itu ke lubang toilet atau wastfel,” kata Megan Goulding, pemimpin penggalian.
Source | : | Natasha Frost/History.com |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR