Nationalgeographic.co.id – Hubungan tim astronaut di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) diketahui sangat tegang setelah penemuan lubang kecil di bagian luar pesawat mereka. Diduga lubang tersebut dibuat dengan sengaja dan bagian dari aksi sabotase.
Maxim Surayev, anggota parlemen Rusia yang merupakan mantan kosmonaut, mengatakan, mungkin salah satu astronaut dengan gangguan psikologis, sengaja melubangi pesawat agar bisa pulang ke Bumi lebih cepat.
“Mereka semua manusia dan pasti ingin pulang ke rumah. Jika benar ada astronaut yang melakukannya dengan sengaja, itu tidak bisa dibiarkan. Cara tersebut sangat buruk,” kata Surayev.
Baca juga: Stasiun Luar Angkasa Mengalami Kebocoran Udara, Hasil Sabotase?
Hingga kini, masih belum jelas apa penyebab dan siapa yang melakukannya. Di ISS sendiri, ada enam astronaut dari AS, Jerman, dan Russia, yang sedang bertugas.
Sejak Juli lalu, NASA berusaha memperbaiki sistem perekrutannya, terutama terkait masalah mental. Mereka ingin mengurangi gangguan pada misi luar angkasa yang disebabkan oleh masalah psikologis.
Badan luar angkasa AS ini, melakukan penyaringan ketat dan memantau astronot sebelum, selama, dan setelah misi mereka di luar angkasa.
Setelah berada di luar angkasa, para astronaut diperbolehkan untuk melakukan panggilan video dengan keluarga dan teman-temannya di Bumi, seminggu sekali. Pada waktu-waktu tertentu, mereka bahkan menerima paket dari rumah.
Ini dilakukan agar mental mereka tetap ‘waras’ saat bertugas di tempat asing dan jauh dari keluarga.
Para astronaut tersebut juga berbincang dengan psikolog secara rutin. NASA ingin astronautnya yang berada di luar angkasa tetap merasa terhubung dengan dunia di bawah mereka.
Baca juga: Zombie Kosmos: Lubang Hitam Dapat Menghidupkan Kembali Bintang Mati
Berdasarkan dokumen seribu halaman yang dikumpulkan Associated Press pada 2007, setiap kru dilengkapi dengan peralatan medis, obat penenang, dan obat antipsikotik lainnya yang dapat digunakan untuk menundukkan astronaut ‘nakal’.
Karena pistol dan senjata lainnya dilarang dibawa ke luar angkasa, para astronaut harus mengandalkan kekuatan fisik untuk mengontrol rekannya yang bertingkah kelewatan. Jika diperlukan, mereka boleh mengikat pergelangan tangan dan kaki astronaut yang berada di luar kendali sambil memberinya obat penenang.
Source | : | New York Post |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR