Nationalgeographic.co.id - Penyakit kanker sangat sulit disembuhkan karena belum menemukan obat yang tepat. Namun, baru-baru ini, peneliti mengatakan bahwa mereka telah menemukan penawar untuk kanker kulit melanoma.
Melanoma sendiri merupakan jenis kanker yang berkembang pada melanosit. Ia termasuk jenis kanker yang serius dan berbahaya karena mengganggu sel (melanosit) yang memproduksi melamin. Kanker ini muncul setelah DNA di dalam sel kulit rusak dan tidak dapat memperbaiki diri, biasanya dipicu oleh paparan berlebihan dari sinar ultraviolet.
Baca Juga : Ini yang Akan Terjadi Pada Tubuh Jika Berolahraga Secara Berlebihan
Studi yang dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences ini, melakukan uji coba pada tikus yang terinfeksi kanker kulit. Hasilnya menunjukkan bahwa obat itu berhasil membunuh melanoma dengan tingkat keberhasilan sebesar 100%.
Peneliti dari Scripps Research and the University of Texas menggunakan obat imunoterapi bernama “anti-PD1-L1” dan memanfaatkan sistem kekebalan pada tubuh untuk melawan kanker.
Agar sistem kekebalan tubuh dapat bekerja lebih baik, obat tersebut dicampur dengan bahan kimia yang disebut diprovocim. Ini dapat melatih tubuh untuk menghancurkan sel kanker jika penyakit tersebut datang lagi dengan cara yang mirip dengan vaksin.
Dalam studinya, peneliti membagi tikus menjadi tiga kelompok. Semua kelompok diberikan obat anti-PD1-L1, namun hanya satu kelompok yang diberikan intervensi tambahan berupa diprovocim.
Ternyata, kelompok tikus yang memiliki anti-PD1-L1 dan diprovocim, tingkat kesembuhannya sebesar 100 persen. Sedangkan pada dua kelompok lainnya, tingkat kesembuhan yang didapat hanya sebesar 75 persen -- bahkan ada yang mati.
Baca Juga : Populasi Penyu Terus Berkurang, Kepunahan pun Membayangi Mereka
Menurut peneliti, vaksin pada tikus bisa mempunyai cara kerja yang sama jika dilakukan kepada manusia.
Dilansir dari Daily Mail, Dale Boger, peneliti studi mengatakan: "Terapi ini menghasilkan respon yang lengkap dan kuratif dalam pengobatan melanoma. Sama seperti vaksin yang dapat melatih tubuh untuk melawan patogen eksternal, vaksin ini melatih sistem kekebalan untuk menyerang tumor.”
Boger menambahkan, vaksin ini mendorong tubuh untuk menghasilkan sel darah putih atau leukosit yang akan melawan kanker. Juga mampu untuk mengajarkan tubuh bagaimana cara melawan penyakit jika kanker tersebut muncul kembali.
Vaksin tidak disuntikkan langsung ke bagian tumor, namun di tempat lain dalam tubuh dan akan dialirkan oleh sistem kekebalan tubuh ke lokasi tumor. Sekarang, peneliti sedang melakukan percobaan lebih lanjut agar vaksin ini bisa digunakan oleh penderita kanker kulit melanoma yang terus meningkat tiap harinya.
Source | : | CNN Indonesia |
Penulis | : | Loretta Novelia Putri |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR