Nationalgeographic.co.id - Ubur-ubur merupakan hewan yang memiliki bentuk tubuh transparan dan bertentakel. Tentakel pada ubur-ubur berperan penting dalam melindungi diri dari musuh. Ketika merasa terancam, ubur-ubur akan mengeluarkan sengatannya.
Meski begitu, Arief Rachman, peneliti plankton laut di Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, mengatakan bahwa sel nematosis yang ada pada tentakel dan sebagian tubuh ubur-ubur masih tetap aktif, meskipun individunya sudah mati.
Baca Juga : Air Asin di Mars Mengandung Oksigen, Bukti Adanya Kehidupan Mikroba
Bahaya sengatannya pun sama ketika ia masih hidup. Ubur-ubur yang sudah mati umumnya akan ikut terbawa arus atau ombak ke tepi pantai, dan ini bisa menimbulkan kontak dengan manusia.
"Itu bisa mencelakai orang yang sedang berenang, seperti ubur-ubur yang masih hidup. Kalau tersentuh, otomatis akan tersengat," kata Arief.
Berdasarkan hasil riset Consejo Superior de Investigaciones Cientificas-Institut de Ciences del Mar (CSIC-ICM), ada empat jenis sengatan ubur-ubur. Dimulai dari sengatan yang paling kuat, itu meliputi high stinging, stinger, mild stinger, harmless.
Apabila ada seseorang yang tersengat, sebaiknya segera dilakukan upaya pertolongan pertama.
Baca Juga : Sehari Sebelum Berangkat Liburan, Persiapkan Hal-hal Berikut
Berikut yang harus diperhatikan ketika tersengat ubur-ubur. Pertama, tuangkan cuka ke bagian tubuh yang tersengat ubur-ubur dan biarkan selama 30 detik.
Setelah itu, lepaskan tentakel ubur-ubur yang masih menempel pada kulit dengan menggunakan pelindung.
Hal yang tidak boleh dilakukan ketika kulit tersengat ubur-ubur adalah menuangkan alkohol ke bagian tubuh yang tersengat, menggosok bagian tubuh yang tersengat dengan pasir atau batu, serta memberikan salep atau krim pada bagian tubuh yang tersengat.
Bila luka semakin parah, segera bawa ke fasilitas medis terdekat untuk penanganan lebih lanjut.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nesa Alicia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR