Nationalgeographic.co.id - Manusia, sebagai penghuni Bumi, rasanya harus mengenal planet Merkurius dengan baik lantaran planet batuan ini hanya terpisah satu planet dari Bumi.
Dengan diameter 4.879 km, Merkurius dapat diamati dari Bumi menjelang fajar menyingsing atau setelah sang surya terbenam.
Bila dibandingkan dengan Bumi, Merkurius dapat mengitari Matahari lebih cepat. Merkurius hanya membutuhkan 88 hari untuk memutari Matahari, yang berarti sekitar 4 kali lebih cepat dari Bumi.
Baca Juga : Mengenal Kawah Jezero, Lokasi Pilihan untuk Mendarat di Mars Pada 2021
Namun satu hal yang unik dari planet dengan atmosfer tipis ini adalah ia membutuhkan 58,6 hari untuk dapat menyelesaikan satu kali rotasi. Artinya, satu hari di Merkurius jauh lebih lama daripada di Bumi.
Dengan jarak yang dekat dengan Matahari, Merkurius menjadi planet terpanas di tata surya kita. Walaupun akan terasa membakar pada siang hari, tetapi malam hari di Merkurius dapat membekukan air.
Karena berada dekat dengan Matahari, Merkurius menjadi planet yang tidak memungkinkan untuk memiliki satelit. Setiap kali ada objek angkasa yang mendekat, gravitasi Matahari lah yang akan menangkapnya.
Planet terkecil di Bima Sakti ini juga mampu mempertahankan atmosfernya yang tipis secara terus menerus akibat interaksinya dengan angin Matahari.
Walau memiliki atmosfer, Merkurius menjadi planet yang mudah ditembus oleh meteor. Kawah Caloris menjadi salah satu kawah terbesar di sana, dengan lebar 100 km.
Baca Juga : Tersimpan Jutaan Spesies yang Belum Terungkap di Antara Permukaan dan Inti Bumi
Anda tertarik untuk mengamati Merkurius? Kabar baiknya adalah Anda tidak memerlukan teropong bintang atau teleskop. Meski demikian, separasi ketinggiannya yang hanya -28' dari Matahari, ukuran yang kecil, dan jarak 57,9 juta km dari Bumi, membuat pengamat sulit menemukannya di langit fajar ataupun senja.
Source | : | langitselatan.com |
Penulis | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR