Keberangkatan roket Delta IV menggemuruhkan landasan peluncuran stasiun angkatan udara, di Cape Canaveral Air Force Station, Florida, Amerika Serikat. Roket ini membawa satelit broadband komunikasi ke orbit untuk kebutuhan militer AS, Kamis malam waktu setempat (19/1).
Para pengamat yang berada situs peluncuran mengaku dapat melihat Delta IV beberapa menit setelah setelah peluncuran. Mereka juga menyaksikan pemisahan ikatan pengalak, demikian dikabarkan oleh Universe Today, Jumat (20/1).
Misi WGS-4 merupakan satelit keempat bagi sistem Wideband Global SATCOM. Satelit ini akan meningkatan sistem komunikasi bagi tentara AS di lapangan untuk dekade berikut dan seterusnya. "Merupakan perasaan luar biasa ketika menyaksikan peluncuran satelit WGS ini, apalagi mengetahui betapa pentingnya konstelasi ini untuk pasukan kami di lapangan," ujar Kapten Tim Trimailo dari Angkatan Udara AS.
"Sistem ini menyediakan suara, data, dan perintah kira-kira sepuluh kali dari angka sebelumnya untuk jumlah pengguna yang juga meningkat.
Pengguna sistem ini meliputi Angkatan Darat, Kedutaan AS, dan aset udara. WGS memungkinkan penggunanya untuk mendapatkan lebih banyak informasi dalam jangka waktu yang lebih cepat dan itulah yang membuat kami lebih unggul daripada musuh."
Pesawat luar angkasa yang bernilai sekitar Rp4,150 miliar ini dibuat oleh Boeing dan Roket setinggi 66 meter dibuat oleh Boeing-Lockheed Martin yang bekerja sama dengan The United Launch Alliance (ULA). Roket ini mengudara pukul 07:38 sore waktu setempat dan merupakan peluncuran pertama dari 12 peluncuran yang direncanakan meluncur dari Cape Canaveral di tahun 2012 ini.
Selain menghubungkan pasukan darat dengan kantor komando pusat, satelit ini akan digunakan untuk memetakan rute dan penyusunan data untuk pesawat udara nirawak.(Oleh: Patrisya Sharen. Sumber: Universe Today)
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR