Peringatan hari museum internasional yang jatuh pada tanggal 18 Mei setiap tahunnya dinilai menjadi momentum pas untuk membangkitkan kembali kecintaan terhadap museum. Selama ini, museum hanya dipandang benda mati yang tidak memiliki arti sama sekali.
Hal ini ditegaskan oleh Koordinator Masyarakat Advokasi Warisan Budaya (Madya) Yogyakarta, Jhohannes Marbun, di sela-sela aksi peringatan hari museum internasional di Yogyakarta, Minggu (20/5). Ia mengatakan bahwa museum adalah bagian penting dari proses kehidupan manusia dalam menyelamatkan ilmu pengetahuan. Museum pun memberikan tawaran kepada publik untuk bisa mengakses pengetahuan.
"Sayangnya, publik belum maksimal menggunakan akses museum ini. Museum masih dipandang sebagai institusi yang tidak bergengsi," papar Jhohannes.
Persoalan yang masih ada selama ini adalah pengelolaan museum. Museum seharusnya dikelola oleh tenaga ahli dan profesional yang paham dengan benda cagar budaya. Namun yang terjadi, belum banyak tenaga profesional yang berkecimpung dalam pengelolaan museum.
Masalah lain soal museum adalah tentang peraturan pemerintah. Selama ini, hanya ada satu pasal yang mengatur tentang museum. Padahal, peraturan ini menjadi penting untuk keberadaan museum sendiri. "Seperti yang terjadi di Yogyakarta yakni kasus pencurian emas di Museum Sonobudoyo. Selama setahun lebih, kasus ini belum bisa diusut tuntas. Seharusnya, peraturan museum lebih tegas dan memiliki banyak turunan," tambah Jhonannes.
Pengelola museum, kata Jhohannes lagi, perlu mencari cara yang kreatif untuk menarik pengunjung. Bisa dilakukan dengan mengakses potensi dari luar untuk menambah koleksi.
Koordinator Aksi Peringatan Museum Internasional Ima Achyar tak menampik bila pengelolaan museum di Indonesia khususnya di Yogyakarta belum maksimal. Pengelolaan ini akhirnya berdampak pada minat untuk mengunjungi museum. "Museum adalah ensiklopedi masa lalu yang berisi artefak-artefak. Museum seharusnya menjadi tempat bagi kita semua untuk menimba pengetahuan," katanya.
Dalam perayaan Hari Museum Internasional ini yang bertema "Museum Dalam Dunia Yang Berubah", ia berharap semua pihak lebih peka terhadap keberadaan museum.
Penulis | : | |
Editor | : | Bambang Priyo Jatmiko |
KOMENTAR