Nationalgeographic.grid.id—TA Securities, lembaga penelitian investasi di Malaysia, memproyeksikan bahwa sektor teknologi penangkapan karbon di Malaysia akan menjadi magnet investasi yang sangat menarik dalam dekade mendatang.
Dengan target ambisius Road Map Transisi Energi Nasional (NETR) untuk mencapai kapasitas penangkapan karbon sebesar 40-80 juta ton per tahun pada tahun 2030, potensi investasi di sektor ini diperkirakan akan melampaui angka fantastis 10 miliar dolar Amerika Serikat (sekitar Rp160 triliun).
Penerapan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) serta penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon (CCUS) diyakini akan menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi yang signifikan bagi Malaysia.
Proyek-proyek percontohan seperti Kasawari, yang telah berhasil menyerap investasi sebesar 1 miliar dolar AS, menjadi bukti nyata potensi besar sektor ini.
Laporan TA Securities menyoroti bahwa pertumbuhan teknologi penangkapan karbon akan merambah berbagai sektor industri, didorong oleh sinergi antara pembiayaan pemerintah dan investasi swasta.
"Realsiasi investasi ini akan mempercepat transisi Malaysia menuju ekonomi rendah karbon dan meningkatkan ketahanan iklim," ungkap laporan tersebut, seperti dilansir laman Technode Global.
Meskipun demikian, laporan tersebut juga menyoroti tantangan yang dihadapi sektor ini, terutama terkait dengan tingkat pengembalian investasi yang masih di bawah rata-rata pasar. Hal ini menyebabkan proyek-proyek penangkapan karbon belum sepenuhnya menarik minat investor konvensional.
Selain manfaat ekonomi langsung, pengembangan pasar perdagangan karbon juga membuka peluang baru bagi Malaysia untuk meraih keuntungan finansial. "Dengan memonetisasi karbon yang ditangkap, Malaysia dapat menempatkan dirinya sebagai pemain utama dalam ekonomi karbon global yang sedang berkembang," tambahnya.
Dari perspektif lingkungan, teknologi CCS dan CCUS menawarkan solusi yang skalabel untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di Malaysia. Hal ini sejalan dengan upaya global untuk mengatasi perubahan iklim dan menjaga kelestarian lingkungan.
Katalisator bagi transformasi industri minyak dan gas Malaysia
Proyek CCS Kasawari, yang diperkirakan akan beroperasi penuh pada tahun 2025, menawarkan secercah harapan dalam upaya Malaysia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Baca Juga: CalyChar: Material Ajaib Penangkap Jutaan Ton Karbon yang Hemat Biaya
Sejarah Migrasi Manusia Modern di Indonesia Terungkap! Ada Perpindahan dari Papua ke Wallacea
KOMENTAR