Proyek ambisius ini dirancang untuk menangkap sekitar 3,3 juta ton karbon dioksida (CO₂) setiap tahunnya, setara dengan sekitar 1% dari total emisi karbon negara pada tahun 2019 yang mencapai 330,4 juta ton.
Dalam pandangan para ahli, potensi CCS tidak berhenti pada proyek Kasawari. "Analisis kami menunjukkan bahwa dengan memperluas inisiatif serupa dapat mengurangi emisi nasional sebesar 10% pada tahun 2030, mendukung komitmen iklim Malaysia," tambahnya.
Memang, teknologi CCS dan CCUS kini bukan lagi sekadar opsi, melainkan keharusan bagi sektor minyak dan gas Malaysia. Dalam lanskap energi yang terus bertransformasi, teknologi ini menjadi kunci bagi industri untuk mencapai keberlanjutan operasional sekaligus mempertahankan daya saing di pasar global.
Dengan dukungan kebijakan yang kondusif, pembentukan kemitraan strategis yang kuat, serta visi yang jelas tentang masa depan energi berkelanjutan, Malaysia memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin regional dalam pengembangan dan penerapan teknologi manajemen karbon.
Inisiatif CCUS seperti proyek Kasawari tidak hanya akan memberikan kontribusi signifikan dalam mengurangi emisi, tetapi juga akan menjadi katalisator bagi transformasi industri minyak dan gas Malaysia menuju masa depan yang lebih hijau.
Andalkan lanskap geologis
Berdasarkan laporan McKinsey & Company, Malaysia memiliki potensi luar biasa untuk menjadi pusat regional dalam teknologi CCS
Lanskap geologis negara ini, yang kaya akan ladang gas yang hampir habis masa produksinya, menawarkan kondisi ideal untuk penyimpanan CO₂. Struktur geologi yang stabil dan infrastruktur yang sudah ada, seperti sumur injeksi dan platform, dapat dimanfaatkan secara optimal untuk tujuan ini.
Malaysia Petroleum Management telah mengidentifikasi potensi penyimpanan CO₂ sebesar lebih dari 46 triliun kaki kubik (setara dengan 2,4 gigaton) di 16 ladang yang telah habis masa produksinya.
Potensi geologis yang melimpah ini menempatkan Malaysia pada posisi strategis untuk memimpin upaya dekarbonisasi di kawasan regional dengan memanfaatkan lokasi penyimpanan alami yang begitu memadai.
Dukungan kebijakan yang kuat dari pemerintah Malaysia, seperti yang tertuang dalam NETR dan Rencana Induk Industri Baru (NIMP) 2030, semakin memperkuat komitmen negara ini terhadap pengembangan CCS dan CCUS sebagai bagian integral dari strategi dekarbonisasi nasional.
Baca Juga: Ubah Definisi Deforestasi, RSPO Permudah Pembukaan Lahan untuk Kelapa Sawit?
KOMENTAR