Dengan mengintegrasikan teknologi ini ke dalam perencanaan pembangunan, Malaysia menciptakan lingkungan yang sangat kondusif bagi investasi, inovasi, dan kolaborasi di sektor energi bersih.
Kolaborasi strategis dengan raksasa energi global menjadi kunci dalam mempercepat pengembangan CCS di Malaysia. Kemitraan antara Petronas dengan perusahaan-perusahaan seperti TotalEnergies dan Mitsui telah mendorong kemajuan signifikan dalam teknologi ini.
Proyek inisiatif CCS Kasawari, yang dicanangkan oleh Petronas, merupakan contoh nyata dari komitmen perusahaan dalam mengembangkan solusi manajemen karbon yang inovatif.
Proyek ini menargetkan pengurangan emisi CO₂ sebesar 3,3 juta ton per tahun dan sekaligus memperkuat posisi Malaysia sebagai pusat keahlian dalam bidang manajemen karbon.
Komitmen Malaysia untuk energi terbarukan
NETR Malaysia sendiri telah secara strategis menempatkan teknologi CCUS sebagai salah satu dari sepuluh proyek katalis utamanya. Langkah ini menunjukkan komitmen kuat negara untuk mencapai masa depan energi yang berkelanjutan.
Visi NETR pada tahun 2030 adalah terbentuknya tiga pusat atau hub CCUS yang tersebar di Semenanjung Malaysia dan Sarawak. Ketiga hub ini akan berfungsi sebagai infrastruktur inti untuk penerapan teknologi CCUS dalam skala besar.
Lebih jauh lagi, pada tahun 2050, Malaysia berambisi untuk mencapai kapasitas penyimpanan karbon dioksida sebesar 40 hingga 80 juta ton per tahun melalui jaringan hub CCUS ini.
NETR memproyeksikan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sektor energi sebesar 32% dari 259 juta ton CO2 ekuivalen pada tahun 2019 menjadi 175 juta ton CO2 ekuivalen pada tahun 2050.
Dengan penerapan teknologi CCUS, penurunan emisi ini diperkirakan dapat ditingkatkan menjadi 164 juta ton CO2 ekuivalen pada tahun 2050. Artinya, CCUS berpotensi mengurangi emisi GRK sebesar 11 juta ton CO2 ekuivalen dibandingkan dengan skenario tanpa CCUS.
NETR dibangun berdasarkan kerangka kerja Kebijakan Energi Nasional (NEP) 2022-2040, yang memberikan landasan komprehensif bagi pengembangan energi di Malaysia.
Dengan demikian, pengembangan teknologi CCUS terintegrasi secara harmonis dengan tujuan transisi energi yang lebih luas, seperti peningkatan penggunaan energi terbarukan, efisiensi energi, dan dekarbonisasi sektor industri.
Keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan
Dengan mengintegrasikan teknologi CCUS ke dalam Rencana Induk Industri Baru (NIMP) 2030, Malaysia secara tegas menunjukkan komitmennya untuk mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan pelestarian lingkungan.
NIMP 2030 telah merancang sebuah strategi komprehensif yang menempatkan CCUS sebagai solusi utama dalam upaya dekarbonisasi sektor-sektor industri berat seperti petrokimia, manufaktur, dan pembangkit listrik, yang selama ini dianggap sulit untuk mengurangi emisinya secara signifikan.
Agar implementasi CCUS dapat berjalan secara efektif dan menarik minat investor, NIMP 2030 menekankan pentingnya membangun kerangka kerja peraturan yang kuat dan jelas.
Kerangka kerja ini akan memberikan kepastian hukum dan stabilitas yang dibutuhkan oleh para pelaku industri untuk melakukan investasi jangka panjang serta mendorong inovasi dalam pengembangan teknologi CCUS yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Lebih lanjut, NIMP 2030 mengintegrasikan CCUS sebagai salah satu pilar utama dalam proyek berbasis misi (MBP) 3.3. Melalui MBP 3.3, Malaysia berambisi untuk mencapai target emisi nol bersih dengan memanfaatkan berbagai solusi berbasis teknologi, termasuk CCUS.
KOMENTAR