Polonium (Po) adalah unsur langka dan memiliki sifat yang sangat radioaktif. Unsur kimia ini ditemukan secara alami pada atmosfer dan kerak bumi, meskipun dalam jumlah yang sangat kecil. Ilmuwan terkenal di dunia dan pemenang Nobel Marie Curie menemukan unsur di akhir abad ke-19 dan menamakannya setelah negeri asalnya Polandia (Polonia dalam bahasa Latin) .
Polonium memiliki puluhan isotop. Salah satu yang paling umum adalah polonium-210, yang memancarkan partikel radioaktif tinggi, yang dikenal sebagai partikel alfa. Ini adalah isotop ditemukan pada barang pribadi Yasser Arafat selama penyelidikan awal Al Jazeera mengenai apa penyebab tewasnya Arafat.
Karena radioaktivitasnya, polonium telah digunakan sebagai pemicu untuk senjata nuklir, dan sebagai sumber daya untuk satelit dan pesawat ruang angkasa lainnya. Misi antariksa Rusia memanfaatkannya untuk memanaskan robot penjelajah yang mendarat di Bulan pada tahun 1970-an.
Menurut Badan Energi Atom Internasional, polonium tidak berbahaya bila berada di luar tubuh, tetapi setelah konsumsi menjadi salah satu zat mematikan tahu. Jumlah yang setara dengan ukuran partikel debu yang mematikan.
Menelan hanya 50 nanogrammes, atau menghirup 10 nanogrammes, zat bisa menyebabkan kematian. Ini berarti satu gram polonium-210 secara teoretis dapat meracuni dan membunuh sekitar 10 juta orang.
Apa saja gejala keracunan polonium?
Karena ada begitu sedikit kasus yang tercatat, tidak terlalu ada banyak pula kajian ilmiah pada subjek ini. Segelintir kasus manusia, serta studi hewan, menunjukkan gejala yang mirip dengan bentuk lain dari keracunan radiasi–yakni muntah, diare, rambut rontok, dan penurunan jumlah sel darah putih.
Setelah konsumsi, polonium cepat masuk ke dalam aliran darah di mana ia membombardir sel darah dengan jutaan partikel radioaktif alfa, yang merusak organ-organ vital – pertama dari hati dan ginjal, lantas menyebabkan penyakit kuning dan kemudian usus yang menyebabkan toxic shock syndrome. Akhirnya serangan jantung.
Bagaimana polonium diproduksi?
Pembentukan polonium terjadi secara alami dalam bijih uranium, tetapi pada konsentrasi yang sangat kecil, serendah 100 mikrogram per ton bijih.
Daripada susah payah penggalian dari uranium, produsen modern membuat polonium dalam reaktor nuklir dengan membombardir elemen bismut dengan neutron. Sebagian besar pasokan polonium dunia diproduksi di Rusia.
Tingkat alami polonium yang terakumulasi pada permukaan nyaris tak tercatat, dan elemen ini pun menghilang dengan cepat. Polonium-210 memiliki waktu paruh selama 138 hari, yang berarti bahwa setengah dari substansi meluruh kira-kira setiap empat setengah bulan.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR