Seorang bocah usia sembilan tahun asal Amerika menjadi orang termuda yang berhasil mencapai puncak gunung Aconcagua, puncak tertinggi di benua Amerika.
Tyler Armstrong mendaki pegunungan Andes di Argentina itu bersama ayahnya dan seorang sherpa asal Tibet, Lhawang Dhondup.
"Semua bocah bisa melakukan ini, cuma perlu mencoba saja," kata Tyler merendah tentang prestasinya.
Ia berhasil mencapai puncak pada malam Natal, sementara tahun lalu pencapaian tertingginya adalah puncak Kilimanjaro, titik tertinggi di Afrika.
"Yang penting pusatkan perhatian pada tujuan", tambahnya membagi rahasia sukses mendaki puncak-puncak tertinggi dunia.
Tetapi pencapaian ini bukan main-main. Sudah lebih dari 100 orang yang meninggal dunia akibat upaya pendakian tersebut, yang terletak di titik hampir 7000 meter di atas permukaan laut. "Anda bisa melihat atmosfer dunia dari puncaknya. Semua awan ada dibawah, dan sangat dingin," kata Tyler.
Ayahnya, Kevin Armstrong, kepada AP mengatakan, putra kecilnya itu berlatih mendaki secara rutin dua kali dalam sehari selama enam bulan sebelum akhirya melakukan pendakian ke Aconcagua.
"Sebagian besar orang mengira kami sebagai orangtua memaksa Tyler melakukan pendakian ini, yang sebenarnya adalah sebaliknya," katanya.
Karena usianya yang masih belia, Tyler membutuhkan izin khusus dari seorang hakim di Argentina untuk melakukan pendakian itu.
Menurut ayahnya sang hakim juga mempertimbangkan bahwa upaya ini dilakukan dengan tujuan amal yakni menggalang dana untuk riset penyakit kelainan otot muscular dystrophy.
Rekor pendaki Aconcagua termuda sebelumnya dipegang oleh Matthew Moniz, 10, juga berasal dari AS pada tahun 2008.
Sementara tahun 2011, Jordan Romero, 15, juga asal AS ditabalkan sebagai remaja termuda pendaki tiga puncak tertinggi dunia.
Mendesak Pengesahan RUU Masyarakat Adat yang Menjadi Benteng Terakhir Upaya Konservasi
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR