Ada banyak pemicu kifosis. Di Indonesia, pemicu terbanyak adalah infeksi, terjangkit virus atau bakteri, terutama Mycobacterium tuberculosis (TBC) yang menyerang tulang belakang. “Di rumah sakit umum, terutama ditemui pasien TBC tulang belakang (Spondylitis tuberculosa alias pott’s paraplegia) dengan rentang usia 2 - 70 tahun,” ujar Luthfi yang juga bertugas di RSU Fatmawati Jakarta.
TBC tulang bisa dialami mantan pasien TBC paru yang tak menuntaskan pengobatannya, atau terinfeksi bakteri TBC tanpa menunjukkan gejala. Bakteri TBC yang “tertidur” itu mengikuti aliran darah dan menyerang dengan tenaga berlebih saat daya tahan tubuh melemah. Bakteri berkembang biak umumnya di ujung pembuluh, terutama di tulang belakang, menggerogoti badan tulang belakang, membentuk kantung nanah yang bisa menyebar sepanjang otot pinggang sampai daerah lipat paha.
Kantung nanah dan badan tulang belakang yang hancur memicu tulang belakang “jatuh”, condong ke depan. Kedua hal ini bisa menyebabkan penekanan saraf-saraf sekitar tulang belakang yang mengurus tungkai bawah, sehingga gejalanya bisa kesemutan, kebas, bahkan lumpuh. Badan tulang belakang condong ke depan menyebabkan tulang belakang dapat diraba dan menonjol di belakang, nyeri bila tertekan. Inilah yang disebut gibbus (punuk). Bahaya terberat adalah kelumpuhan tungkai bawah, karena penekanan batang saraf di tulang belakang.
Tak menular
Kabar baiknya, TBC tulang tak menular seperti TBC paru. Namun, Luthfi Gatam mengingatkan, “Kini, semua bisa terkena TBC, termasuk kalangan sosial ekonomi dan berpendidikan tinggi. Penyebab pastinya belum diketahui, tapi diperkirakan karena hidup yang serbainstan, dari makanan cepat saji yang banyak mengandung hormon pertumbuhan juga pencemaran.”
Luthi memberi contoh dua pasien wanitanya yang berasal dari latar belakang berbeda. “Dokter, saya mau diapakan saja asal punggung saya kembali normal. Suami telah mengancam akan menceraikan saya,” tutur dr. Lutfi Gatam menirukan keluhan pasiennya, wanita berusia 27 tahun dari masyarakat menengah bawah. Punuk di punggung membuat si wanita “mengkerut” dari tinggi 160 cm menjadi 150 cm. Dari pemeriksaan ketahuan bahwa ia telah berpunuk selama dua tahun, dengan 90o kebungkukan. Pemicunya TBC tulang. Satu-satunya pilihan pemulihan adalah bedah.
Penulis | : | |
Editor | : | Kahfi Dirga Cahya |
KOMENTAR