Sedikitnya satu penerbangan sortie selama 2,5 jam per hari, pesawat Boeing 737-200 intai strategis milik TNI Angkatan Udara melakukan penyisiran di Selat Malaka, khususnya di wilayah utara Aceh.
Misinya adalah mencari pesawat Malaysia Airlines nomor penerbangan MH370 yang hilang dalam penerbangan rute Kuala Lumpur - Beijing pada Sabtu lalu (8/3).
Sasaran pencarian ditetapkan atas koordinasi dengan pihak berwenang Malaysia dengan alasan pesawat yang mengangkut 239 orang itu mungkin jatuh di Selat Malaka dan sekitarnya.
"Karena pesawat ini sudah dilengkapi dengan peralatan yang sangat mendukung untuk kegiatan operasi ini di antaranya adalah kamera zoom. Kita bisa terbang dengan ketinggian 15.000 dan bisa menangkap objek di atas darat maupun di atas perairan," jelas Kadispen TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto.
Selain kamera, misi penyisiran juga menggunakan radar pengintai yang ada di pesawat guna menangkap objek di atas permukaan air maupun permukaan darat.
Namun seperti yang dialami oleh tim pencari dari belasan negara lainnya, tim Angkatan Udara Indonesia belum menemukan petunjuk mengenai keberadaan pesawat Malaysia Airlines.
"Sampai saat ini kita intensifkan di lokasi-lokasi tersebut masih belum didapatkan tanda-tanda yang kita cari," kata Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto.
Apa yang dicari secara visual adalah pecahan-pecahan pesawat. Adapun sinyal dari pesawat yang hilang sudah tidak bisa ditangkap dengan pesawat.
Indonesia juga menerjunkan kapal Angkatan Laut di wilayah Selat Malaka. Pencarian pesawat diperluas setelah muncul berbagai informasi tentang kemungkinan hilangnya MH370.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR