Varietas tebu tahan kering Produk Rekayasa Genetika (PRG) hasil penelitian Center for Development of Advanced Science and Technology (CDAST) Universitas Jember (Unej), Jawa Timur, menarik minat sejumlah perusahaan di dunia.
"Beberapa waktu yang lalu perwakilan Inorganic Chemical Departement Mitsubishi Corporation, Jepang, Tomoyuki Endo, dan Representatif in Indonesia untuk United Molasses (UM) Trading, Inggris, Chong Wai Thong, berkunjung ke sini untuk mengetahui lebih dalam mengenai varietas tebu PRG hasil penelitian kami," kata Bambang Sugiharto, Ketua CDAST Universitas Jember, Kamis (24/7).
Kemudian, menurut informasi dari PTPN XI yang diterima Unej, ada perusahaan dari Brazil, Argentina serta Philipina yang juga tertarik dengan varietas tebu tersebut. "Ini membuktikan hasil kerja keras kami kini sudah diakui oleh dunia internasional. Bagi kami ini adalah hadiah ulang tahun Universitas Jember ke lima puluh," imbuh dia.
Tebu PRG, lanjut Bambang, juga dimuat dalam salah satu jurnal internasional Nature Biotechnology yang bermarkas di Inggris. Dalam jurnal tersebut ditulis, jika varietas tebu PRG N11-4T merupakan salah satu dari sepuluh produk tanaman rekayasa genetika, yang saat ini sudah dikembangkan secara komersial di dunia.
"Jadi tebu ini memiliki keunggulan, di mana produksinya 20-30 persen lebih tinggi daripada tebu jenis lain saat ditanam di lahan kering. Atas keberhasilan ini kami ditempatkan sejajar dengan pengembang produk rekayasa genetika dunia seperti Monsato, Du Pont Pioneer, Arcadia Biosciences dan lainnya," ungkap dia.
Saat ini, CDAST Universitas Jember sedang mengurus sertifikasi bagi varietas tebu PRG tersebut. "Selain itu, kami saat ini juga sedang melakukan penelitian varietas tebu PRG yang tahan terhadap virus Sugar Cane Mosaic Virus (SCMV)," kata Bambang.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR