Nationalgeographic.co.id—Orang Mesir kuno merayakan tahun baru dengan berbagai cara. Mulai dari berpesta, memberi hadiah, dan menjemur patung dewa di bawah sinar matahari agar bisa “dihidupkan” kembali.
Orang-orang zaman sekarang merayakan tahun baru dengan pesta, kembang api, dan bersulang dengan sampanye. Ternyata, perayaan tahun baru telah dilakukan sejak ribuan tahun lalu. Misalnya, orang Mesir kuno juga merayakan tahun baru dan bahkan berpesta di dekat Piramida Giza.
Bagaimana orang Mesir kuno merayakan tahun baru? Dan apa bedanya dengan perayaan kita saat ini?
Perayaan Tahun Baru di Mesir kuno dikenal sebagai Wepet Renpet (pembukaan tahun). Perayaan ini melibatkan beberapa tradisi yang masih dipraktikkan hingga saat ini. Seperti memberi hadiah kepada teman dan keluarga yang mengucapkan selamat Tahun Baru.
Namun, beberapa adat istiadat unik dalam budaya mereka. Misalnya, orang Mesir kuno akan membawa patung dewa keluar dari kuil. Konon para dewa bisa dihidupkan kembali oleh sinar matahari, menurut kepercayaan mereka.
Wepet Renpet memiliki keistimewaan utama lainnya: Tanggalnya berubah seiring waktu, dan terkadang, dirayakan beberapa kali dalam setahun. Satu catatan menarik mencatat bahwa, pada suatu waktu, orang Mesir merayakan tiga festival ini dalam satu tahun.
Orang Mesir kuno memiliki tahun baru yang tanggalnya berubah-ubah
Kalender Mesir memiliki 365 hari dalam setahun, tetapi tidak memiliki tahun kabisat. Tidak adanya tahun kabisat berarti bahwa, seiring waktu, Wepet Renpet “berkeliaran” melintasi musim-musim iklim. Hal ini diungkapkan oleh Juan Antonio Belmonte, seorang peneliti di Institut Astrofisika Kepulauan Canary. Belmonte banyak menulis tentang sistem kalender Mesir kuno.
Ketika kalender Mesir dibuat sekitar 4.800 tahun yang lalu, Wepet Renpet mendekati titik balik matahari musim panas (terjadi sekitar tanggal 21 Juni), kata Belmonte. Waktu ini mendekati waktu ketika banjir tahunan Sungai Nil terjadi di Mesir. Banjir tahunan tersebut mengairi lahan pertanian di sekitarnya, sehingga tanaman dapat tumbuh.
Pada awal Kerajaan Pertengahan (sekitar tahun 2030 hingga 1640 SM), Wepet Renpet jatuh mendekati titik balik matahari musim dingin. “Yaitu bulan Desember,” Belmonte menambahkan lagi.
Baca Juga: Selisik Krisis yang Jadi Penyebab Berakhirnya Peradaban Mesir Kuno
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR