Banyak hal yang membuat kita malas beranjak dari tempat tidur dan memilih menghabiskan aktivitas di tempat tidur, seperti halnya bekerja, menonton televisi, bahkan nyemil dan makan. Namun, tahukah kita tentang risiko makan di tempat tidur?
Kadi Dulude, pemilik Wizard of Homes, sebuah jasa cleaning service di New York mengatakan, setidaknya setengah dari jumlah tempat yang mereka bersihkan menunjukkan tanda bahwa pemiliknya terbiasa makan di tempat tidur mereka.
“Kebanyakan orang tahu betapa pentingnya menaruh piring kotor mereka di wastafel, tetapi dalam kasus yang ekstrem, mereka menjadikan tempat tidur mereka sebagai tempat makan, yang bila tidak dibersihkan akan mengundang banyak serangga,” kata Dulude.
Paul Bello, pemilik dari PJB Management Consulting mengatakan, serangga akan muncul ketika ada remah-remah makanan yang tersisa. Umumnya, serangga tersebut berupa semut dan kecoak. “Orang-orang yang ceroboh dan tidak membersihkan diri dan tempat mereka sendiri adalah orang-orang yang berisiko,” kata Bello. “Apalagi kecoak hanya butuh sedikit makanan untuk bertahan hidup,” tambahnya.
Seperti yang kita tahu, ada makanan tertentu yang terlihat menarik bagi beberapa jenis serangga. Lou Sorkin, seorang ahli entomologi forensik (orang yang mempelajari serangga) dan asisten ilmiah senior di American Museum of Natural History mengatakan, makanan manis seperti soda, jus buah, cupcakes, dan cookies dengan gula bisa menarik semut dan jenis lalat tertentu. Tak hanya itu, sisa-sisa makanan, seperti susu dari semangkuk sereal, pizza maupun burger yang masih tersisa di kotaknya, mampu menarik semut, lalat, bahkan kecoak.
Biasanya, Dulude menyarankan kita untuk mencuci seprai setidaknya sekali setiap minggu. Namun, bagi mereka yang terus-menerus makan di tempat tidur, ia memberikan saran yang lebih ideal, yakni mencuci seprai tiga kali sehari untuk menghindari risiko makan di tempat tidur. “Jangan juga menaruh televisi di ruang tidur. Buat ruang tidur serupa tempat sakral di mana kita hanya datang ke situ untuk beristirahat,” katanya.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR