Antara High Camp Chulu West, di Sirkuit Annapurna dengan kota pesisir Visakhapatnam, di Negara Bagian Andhra Pradesh, India, terdapat jarak 1.750 kilometer. Jika jalan kaki, menurut "otak" Google Map, perlu 16 hari tanpa istirahat. Bagi siklon tropik yang pada masa terdahsyatnya mencapai kecepatan angin 215 kilometer/jam, cukup ditempuh sehari saja.
Kecepatan tertinggi itu hanya berlangsung satu menit saja. Ketika siklon tropik ini menguat kecepatan terlama yakni tiga menit mencapai 185km/jam. Kecepatan tertinggi ini dibangun dalam enam hari.
Siklon tropik terbentuk diatas laut. Ada enam prasyarat yang diketahui ilmuwan. Suhu permukaan laut yang hangat, atmosfir labil, kelembaban tinggi di bagian bawah dan tengah troposfir, cukup pusaran Coriolis untuk terbentuknya pusat dengan tekanan udara rendah, adanya gangguan tingkat rendah (suhu dan tekanan), dan perubahan kecepatan angin secara vertikal. Ini semua terbentuk di atas permukaan laut. (Baca juga Pendaki Indonesia Selamat dari Badai Salju di Himalaya)
Siklon atau angin berputar disebabkan perpindahan massa udara yang arahnya dipengaruhi rotasi bumi. Massa udara berpindah karena adanya perbedaan tekanan udara, dari daerah tekanan tinggi ke tekanan rendah. Di bagian selatan bumi, sebagaimana dijelaskan oleh ilmuwan Perancis, Gaspard-Gustave Coriolis, dalam makalahnya tahun 1835, karena pengaruh rotasi bumi maka angin akan "turun" ke tekanan rendah mengikuti lawan arah jarum jam. Dari fenomena ini kemudian terbentuk menjadi angin berkecepatan tinggi masih jadi topik penelitian para ilmuwan.
Keenam fenomena dengan pantauan satelit dapat dideteksi oleh para ilmuwan meteorologi. Fenomena alam ini diperhatikan oleh Indian Meteorological Departement (IMD). Pada 6 Oktober, IMD tekanan rendah terbentuk di Laut Andaman. Ini lah fenomena "cukup pusaran Coriolis untuk terbentuknya pusat dengan tekanan rendah." Keesokannya daerah tekanan rendah meluas menjadi Depresi. IMD pun melaporkan peringatan terbentuknya siklon tropik. Komunikasi antar ilmuwan di pusat-pusat pendataan dan penelitian meterologi ditingkatkan ke Joint Typhoon Warning System (JTWC). (Baca juga Korban Bertebaran Tertimbun Salju di Jalur Menuju Muktinath, Himalaya).
!break!IMD memusatkan sumberdaya mereka mengamati pembentukan siklon tropik, yang pada 8 Oktober menyentuh Kepulauan Andaman sudah dengan kecepatan badai. Siklon berlanjut terus ke Teluk Benggala, dan makin intensif.
Pusat meteorologi Oman yang berinisiatif menamakan badai yang menyentuh Pulau Panjang, Andaman itu dengan nama Hudhud. Hudhud adalah burung yang dikirim Nabi Sulaiman untuk mengintai Ratu Balkis. Kisah yang diambil dari Al Quran ini juga dikenal pemeluk Nasrani dan Yahudi.
Pemerintah India pun mewaspadai perkembangan Siklon Hudhud. Tanggal 10 Oktober IMD mengklasifikasikan Siklon Hudhud sebagai Kategori 1, esoknya di tingkatkan jadi Kategori 2. Diperkirakan Siklon Hudhud akan mendarat di pesisir Andhra Pradesh disekitar kota Visakhapatnam pada 12 Oktober. Pemerintah Andhra Pradesh mempersiapkan evakuasi, dan tempat pengungsian, serta uji coba pengungsian pada 10 Oktober. Uji coba berlangsung di tempat perlindungan badai di Gopalpur, dan 340 tempat lainnya. (Baca juga Semua Pendaki Indonesia di Annapurna Dipastikan Selamat).
Tepat tengah hari Siklon Hudhud menghantam Visakhapatnam dengan kecepatan 260km/jam menurut catatan High Wind Speed Recorder yang dimiliki badan peringatan badai kota pesisir itu. Radar Doppler yang dioperasikan mencatat diameter inti badai mencapai 66 kilometer, namun setelahnya mati karena listrik putus diseluruh kota.
Dalam ukuran siklon, 66 kilometer termasuk meso-beta scale yakni diameter antara 20-200 kilometer. Sedangkan yang terbesar macroscale bisa mencapai 1.000-2.000 kilometer.
Setelah itu siklon melemah bergerak ke Negara Bagian Uttar Pradesh, di utara India yang berbatasan dengan Nepal. Dan terus berlanjut ke Nepal, hingga menghembus basecamp Dhaulagiri dan bergerak ke barat melalui Thorong La, Mustang dan terus hingga Manang Himal dimana Chulu West berada. (Baca juga Nestapa di Ancala).
Akibat tiupannya, 109 jiwa melayang di Andhra Pradesh, India dan sekitar Sirkuit Annapurna, Nepal. Kerusakan akibatnya sementara diperkirakan 11 miliar dolar.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR