Setelah foto bendera hitam bertuliskan kalimat syahadat terpampang di jendela kafe tempat penyanderaan berlangsung tersebar di media sosial dan disiarkan sejumlah televisi Australia, Senin (15/12), seorang umat Muslim Indonesia kian khawatir mereka akan menjadi sasaran kecaman.
Citra Rizal, perempuan Muslim Indonesia, mengaku risau akan kecaman yang dilontarkan warga Australia seiring dengan insiden penyanderaan di Sydney. Bahkan sebelum kejadian itu, dia kerap menjadi target olok-olok.
"Yang kami takutkan adalah kami makin menjadi target kecaman, apalagi saya yang berjilbab. Kami dikata-katai, kadang diteriaki di jalan, \'Go back to your country!\'. Menurut mereka, kami tidak pantas berada di sini," kata Citra yang sehari-hari bekerja di Sydney.
Sebagaimana dilaporkan kontributor BBC Indonesia di Sydney, Angela Dewan, sebuah bendera hitam bertuliskan kalimat syahadat sempat dikibarkan dari jendela kafe. Sejauh ini, pelaku diduga berjumlah satu orang. Kepolisian Australia mengatakan sedang berunding dengan pelaku penyanderaan.
Pihak kepolisian menolak mengungkap identitas pelaku dan berapa orang yang disandera di dalam kafe. Kawasan Martin Place, tempat kafe itu berada, telah ditutup dan dijaga ketat sehingga warga tidak bisa lalu lalang.
"Kami telah mengepung lokasi dan mengetatkan keamanan. Kami akan bekerja selama apapun untuk menuntaskan hal ini," kata Komisaris Kepolisian Negara Bagian New South Wales, Andrew Scipione.
Pemilik kafe tempat penyanderaan menduga tempat bisnisnya itu menampung sekitar 30 orang tamu dan 10 staf ketika seorang pria bersenjata melangsungkan aksinya.
Lima orang berhasil keluar dari tempat penyanderaan dan wajah mereka memperlihatkan kelegaan begitu sampai di tempat yang ada polisinya, namun belum jelas apakah mereka melarikan diri atau dibebaskan.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR