Pada Sabtu (3/1) pagi hari pukul 08.33 - 09.19 WIB, Gunung Sinabung di Karo, Sumatra Utara kembali meletus disertai semburan awan panas 4 kilometer ke selatan. Letusan Sinabung ini lebih besar dari biasanya yang hampir setiap hari meletus. Tinggi kolomnya mencapai 3 km.
Meski letusan pada Sabtu pagi itu jauh lebih besar dari biasanya, tetapi tampaknya tidak menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat.
"Warga sekitar Sinabung tetap tenang. Tidak ada penambahan pengungsi. Warga sudah terbiasa dengan letusan sejak September 2013 yang berlangsung hingga saat ini," terang Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Sabtu. (Lihat di Sebulan, Sinabung 206 Kali Semburkan Awan Panas)
Berdasarkan laporan PVMBG, pada siang hari tercatat 24 kali awan panas guguran dari puncak ke arah selatan sejauh 2 - 4 km. Terjadi 56 kali guguran dan tremor menerus. Hujan abu terjadi di beberapa desa seperti Desa Payung, Tiganderket, Selandi, Juhar dan Laubaleng.
Hujan abu itu akibat hembusan angin yang membawa abu itu. "Status Sinabung tetap Siaga. Tidak ada tambahan pengungsi," katanya.
Jumlah pengungsi 2.443 jiwa (795 KK) di tujuh titik pengungsian Sinabung. Petugas dari BPBD dan TNI melakukan patroli sepanjang jalur sungai Lau Borus untuk antisipasi ancaman banjir lahar dingin.
Menurut Sutopo, semua instruksi Presiden Jokowi terkait pembangunan jalan dan rumah tahap pertama, saat kunjungan ke Sinabung pada Oktober 2014 lalu telah diselesaikan. Ada 50 unit rumah di kawasan Siosar dibangun untuk relokasi bagi warga Desa Sukameriah, Bekerah dan Simacem. Begitu pula pembangunan akses jalan menuju lokasi hunian tetap.
"Tahap selanjutnya, akan dilanjutkan [membangun] 320 unit rumah lagi dan fasilitas umum lainnya."
"BNPB sudah mengingatkan agar Bupati Karo sebagai penanggung jawab pelaksanaan relokasi warga Sinabung perlu melakukan dan menjalankan kebijakan secara terarah dan terencana baik agar jangan sampai nantinya warga kembali lagi ke tempat asal setelah Gunung Sinabung normal," kata dia. (Lihat juga Sinabung Berpotensi Meletus Eksplosif)
Masyarakat diharapkan merasa mendapat jaminan kehidupan yang lebih baik di tempat baru.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR