Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, salah satu kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk memperbaiki defisit transaksi berjalan dari sisi jasa adalah dengan menggenjot devisa melalui kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).
Hal yang dilakukan itu adalah dengan menambah negara bebas visa dari yang sebelumnya 15 negara menjadi 45 negara. Bambang menjelaskan, dari sisi jasa travel memang masih mencatat surplus. Namun, untuk menambah kunjungan, negara-negara bebas visa perlu ditambah.
“Malaysia kenapa bisa punya wisman sampai 28 juta, kita cuma 9 juta tahun lalu? Karena Malaysia bebas visanya 164 negara. Jadi, kalau kita 15 negara, jangan heran kalau kunjungan wismannya cuma 9 juta orang,” kata Bambang di Senayan, Rabu (25/3).
Bambang mengatakan, sebelumnya Indonesia hanya memberikan bebas visa bagi 15 negara, sembilan di antaranya adalah negara-negara di kawasan ASEAN, dan sisanya di luar ASEAN. Diharapkan, kebijakan ini bisa mempersempit CAD dari saat ini di level 3 persen, mengarah ke 2,5 persen dibanding Produk Domestik Bruto.
“Jadi kita bebaskan visa. Negara-negaranya Eropa Barat, Afrika Selatan, beberapa negara Timur Tengah, Asia Timur seperti China, Jepang, dan Korea, Selandia Baru, Amerika Utara, Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko,” pungkas Bambang.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR