Satelit itu merupakan bagian dari The Trace Gas Orbiter (TGO), yang merupakan proyek kerjasama antara badan luar angkasa Eropa (ESA) dan Rusia (Roscosmos) untuk mempelajari atmosfer Mars.
Proyek ini berencana mendaratkan mesin demonstrator untuk meneliti permukaan planet untuk mendapatkan informasi lebih lengkap menuju misi pendaratan di tahun 2019.
Para Insinyur di Thales Alenia Space (TAS) di Cannes, Prancis, memimpin pembangunan pesawat ruang angkasa itu sedang Rusia akan memimpin peluncurannya.
Vincenzo Giorgio, Direktur program ilmu pengetahuan TAS menjelaskan, "Satelit akan menjalani tes mekanik, kemudian tes ruangan thermal-vacuum. Setelah itu akan ada tambahan pengecekan dari hulu ke hulir sebelum dikirim dengan kapal pada musim panas."
Schiaparelli
Proyek TGO akan meneliti rincian atmosfer Planet Mars dan mempelajari karakter gas-gas dengan konsentrasi rendah, termasuk metan yang dapat memberikan petunjuk mengenai aktifitas biologi di planet tersebut.
Tugas pertama satelit itu adalah mengantarkan Schiaparelli.
Satelit akan melepaskan modul seberat 600kg, tiga hari sebelum mencapai Mars dan menempatkan mesin demonstrator di jalur balistik menuju garis khatulistiwa Meridiani.
Memasuki atmosfer dengan kecepatan 5,8km/detik, Schiaparelli akan menggunakan parasut untuk memperlambat benturan ke permukaan tanah dengan kecepatan 1m/detik. Dibutuhkan tanah yang lunak untuk mengurangi efek benturan.
Tujuan utama misi adalah untuk membuktikan teknologi kunci yang dibutuhkan dalam mendaratkan Exo Mars tiga tahun mendatang.
Elemen panduan, sistem kontrol navigasi, dan radar akan digunakan kembali dalam mekanisme pendaratan.
Sebagian besar dari mekanisme itu dibangun oleh perusahaan Lavochkin asal Rusia.
Beradaptasi dengan Zaman, Tokoh Pemuda Wewo Sadar Kebutuhan Energi Ramah Lingkungan
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR