Gempa dengan kekuatan 7,2 skala richter di Kabupaten Mamberamo Raya Papua, sempat menimbulkan kepanikan warga di Burmeso tetapi tidak ada korban jiwa.
Ketua Badan Penanggulangan Bencana Daerah Papua BPBD Didi Agus Prihatno mengatakan tidak ada laporan korban jiwa dan kerusakan bangunan akibat gempa yang terjadi pada Selasa (28/7) pagi, tetapi kepanikan sempat terjadi di Burmeso, Mamberamo Raya.
"Berdasarkan laporan petugas di lapangan tidak ada korban jiwa dan bangunan rusak, tetapi warga panik berhamburan keluar rumah ketika gempa terjadi dan pasien-pasien yang dirawat di rumah sakit sempat dibawa keluar gedung," jelas Didi kepada BBC Indonesia.
Didi mengatakan pusat gempa berada di tengah hutan belantara sehingga jauh dari permukiman penduduk, tetapi getarannya dirasakan cukup kuat terutama di Burmeso.
"Gempa dirasakan sebentar sekitar 4 detik, tetapi membuat masyarakat panik," jelas Didi.
Sebelumnya, BMKG merilis terjadi gempa berkekuatan 7,2 SR pada Selasa pagi, dengan pusat gempa berjarak 75 kilometer di tenggara Mamberamo Raya, Papua atau 81 km arah timur laut Tolikara, Papua.
Pusat gempa di darat pada kedalaman 49 kilometer, dan tidak berpotensi tsunami.
Keterangan yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana, BNPB menyebutkan wilayah daratan di bagian utara Provinsi Papua rawan gempa, karena terdapat sesar aktif yaitu Sesar Yapen yang bergerak ke barat-timur rata-rata 2-5 cm per tahun, serta Sesar Mamberamo.
Menurut data BNPB gempa besar dengan kekuatan 8,1 SR pernah terjadi di wilayah tersebut pada tahun 1871 dan 7,9 SR pada 1926. Meski rawan gempa dan tsunami, penelitian mengenai kedua jenis bencana di wilayah Timur Indonesia terbatas, begitu pula mitigasinya jika dibandingkan dengan wilayah Barat Indonesia.
Mendesak Pengesahan RUU Masyarakat Adat yang Menjadi Benteng Terakhir Upaya Konservasi
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR