Selama ini, mungkin kita melihat bahwa pohon pinus selalu tumbuh tegak lurus. Tetapi, aturan ini tampaknya tak berlaku pada pohon pinus Cook.
Bagi pohon pinus Cook, hanya ada satu garis lintang di dunia tempat mereka bisa tumbuh tegak lurus, yakni khatulistiwa. Di tempat lain, pohon ini selalu tumbuh miring.
Pohon pinus Cook (Araucaria columnaris) merupakan tumbuhan runjung yang berasal dari Kaledonia Baru, sebuah kepulauan kecil di Samudra Pasifik.
Baca juga: Handfish, Ikan 'Bertangan' Langka Ditemukan di Tasmania
Spesies ini pertama kali diklasifikasikan oleh Johann Reinhold Forster, seorang ahli botani yang turut dalam pelayaran kedua James Cook untuk menjelajah daerah selatan dunia.
Nama Cook diambil dari nama belakang sang kapten, sebagai bentuk penghormatan pada dirinya.
Awalnya, pohon pinus Cook merupakan tanaman endemik Kaledonia Baru. Namun pada akhirnya, melalui budidaya, tanaman ini telah menyebar ke daerah-daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia.
Selama ini, kecenderungan pohon pinus Cook tumbuh miring belum pernah diteliti. Hingga suatu ketika, Matt Ritter, peneliti di California Polytechnic State University yang sedang menulis deskripsi tentang spesies ini, menyadari bahwa pohon pinus tersebut selalu miring ke arah selatan.
Ia lantas menghubungi rekannya di Australia untuk menanyakan apakah pola serupa juga terjadi di sana. Jawaban yang didapat cukup mengejutkan: pohon pinus Cook yang ada di Australia, selalu miring ke arah utara.
Ritter akhirnya menyadari bahwa pohon pinus Cook yang berada di lintang utara, selalu miring ke selatan. Sebaliknya, pohon yang tumbuh di lintang selatan, selalu miring ke utara. Dengan kata lain, tampaknya pohon pinus ini selalu tumbuh miring ke arah khatulistiwa.
"Kami betul-betul tercengang saat mengetahui bahwa ada pohon yang selalu miring ke arah khatulistiwa di mana pun mereka tumbuh," kata Ritter.
Ritter dan timya kemudian mempelajari 256 pohon pinus Cook yang tersebar di lima benua. Pohon-pohon itu tumbuh di 18 wilayah yang terletak antara 7 dan 35 derajat Lintang Utara, serta 12 dan 42 derajat Lintang Selatan. Hasil penelitian tersebut diterbitkan dalam jurnal Ecology.
Penulis | : | Ch.deff |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR