Sulawesi Selatan adalah salah satu provinsi yang memiliki keindahan alam melimpah. Apalagi, Kota Makassar menjadi hub untuk menuju ke Indonesia bagian timur.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan, Musaffar Syah, mengatakan ada tiga destinasi wisata yang diunggulkan di sana. Yaitu Toraja, Bulukumba, dan Rammang-Rammang.
“Sulawesi Selatan itu indah. Ada Toraja negeri di atas awan, Bulukumba pantai dengan pasir putih yang halus, dan Rammang-rammang yang sebentar lagi ditetapkan menjadi geopark taman nasional,” kata Musaffar saat ditemui KompasTravel beberapa waktu lalu di Makassar.
(Baca juga: Delapan Prediksi Tren Wisata di Tahun 2018)
Musaffar mengatakan ketiga destinasi wisata tersebut sudah bisa mewakili Sulawesi Selatan dari keindahan laut, pegunungan, hingga peninggalan sejarah purbakala. Namun Musaffar menegaskan masih banyak obyek wisata lain yang ditawarkan.
Toraja
Menurut Musaffar, di Toraja banyak obyek wisata yang dapat dinikmati. Salah satunya adalah negeri di atas awan tepatnya di Lolai, Kecamatan Kapalapitu, Toraja Utara. Ketinggiannya sekitar 1.400 meter di atas permukaan laut. Pada malam hari hingga pukul 10.00 pagi, wisatawan seakan berada di atas awan.
Toraja merupakan penghasil kopi yang kini sudah dikenal di nusantara maupun mancanegara. Kata Musaffar, di sana wisatawan dapat merasakan nikmatnya kopi tersebut.
Toraja juga masih kental dengan adat istiadatnya, salah satunya upacara kematian yang tidak ada di daerah lain.
Bulukumba
Nah, ini adalah salah satu destinasi yang harus dikunjungi di Sulawesi Selatan. Di sana para wisatawan dapat menikmati indahnya pantai dan pasir putih. Beberapa obyek wisata yang bisa dikunjungi antara lain Pantai Apparalang, Pantai Bara, Pantai Bira, dan Pulau Kambing.
(Baca juga: Tapak Bahari di Kaki Sulawesi)
Bagi wisatawan yang lebih senang dengan wisata laut, maka bisa berkunjung ke beberapa obyek wisata tersebut. Sebab atraksi lainnya juga Anda bisa snorkeling di sekitar Pulau Kambing untuk melihat indahnya pesona dalam laut.
Penulis | : | |
Editor | : | dian prawitasari |
KOMENTAR