Dalam 125.000 tahun terakhir, ukuran mamalia terus menyusut. Menurut studi terbaru, manusia berperan besar dalam kasus ini.
Ahli biologi paleo Felisa Smith dari Universitas New Mexico mempelajari catatan fosil saat mamalia muncul di bumi sekitar 65 juta tahun.
Di masa ini dinosaurus sudah punah. Di awal kemunculannya, mamalia seperti Llama (binatang camelidae asli Amerika Selatan), unta, sloth, spesies kijang pronghorn, mammoth, dan Arctodus (beruang berwajah pendek) adalah makhluk dengan ukuran tubuh sangat besar.
Baca juga : 600 koin Perak dan Harta Karun Dari Zaman Viking Ditemukan di Jerman
"Arctodus tingginya mencapai 11 kaki atau 3,5 meter. Setinggi bahunya spesies unta purba," kata Smith dilansir NPR. Selain mempelajari catatan fosil mamalia pertama di bumi, Smith juga mempelajari fosil mamalia termuda yang berusia 125 ribu tahun.
Fosil mamalia ini berukuran jauh lebih kecil dari sebelumnya. Dari hasil analisisnya, Smith menemukan bahwa penyusutan ukuran mamalia dipengaruhi oleh campur tangan manusia.
"Saat manusia muncul, tingkat kepunahan mamalia berukuran besar meningkat. Hal ini karena manusia terlalu mengeksploitasi mamalia untuk dikonsumsi. Mungkin karena daging mereka enak, dan semakin besar ukurannya maka makanan yang tersedia semakin banyak," katanya.
Baca juga: Fosil Berusia 90.000 Tahun Ini Buktikan Adanya Migrasi Sejak Jaman Purba
Selain perburuan besar-besaran, manusia purba juga membakar hutan dan padang rumput yang merupakan habitat mamalia besar. Smith berkata saat jumlah mamalia turun drastis, hal tersebut memengaruhi lingkungan. Salah satunya erosi tanah.
"Ketika hewan besar berjalan di atas bukit, mereka akan berjalan dengan cara zig-zag untuk melewati penghalang di depannya. Sedangkan hewan yang berukuran lebih kecil dapat langsung berjalan. Jejak mamalia besar itu berdampak pada aliran air yang kemudian memengaruhi erosi dan vegetasi," jelasnya.
Baca juga : Langka, Naga Laut Purba Ditemukan dengan 6 Bayi di Perutnya
Seorang ahli paleo biologi Rebecca Terry dari Oregon State University yang juga terlibat dalam penelitian ini berkata temuan mereka menunjukkan bahwa peran manusia yang mengubah ukuran mamalia bermula di Afrika, tempat manusia pertama kali berevolusi. Efek pada mamalia kemudian mengikuti perjalanan manusia.
"Saat Homo Sapiens pindah ke Dunia Baru (New World), yakni benua Amerika, persenjataan untuk berburu semakin canggih yang membuat matinya mamalia besar semakin ekstrem," ujar Terry.
Analisis itu menguatkan bukti, mengapa mamalia besar berakhir di Amerika. "Sekarang kita punya banyak mamalia kecil di bumi. Sekitar 11 ribu tahun lalu, berat mamalia di Amerika Utara 200 pon atau 90 kilogram. Sekarang berat mamalia hanya 15 kilogram," imbuh Terry.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com. Baca artikel sumber.
Penulis | : | |
Editor | : | Ema Indah Ruhana |
KOMENTAR