Cucu Wiranto Meninggal Karena Tenggelam, WHO: Tenggelam, Salah Satu Penyebab Utama Kematian Anak

By National Geographic Indonesia, Jumat, 16 November 2018 | 11:12 WIB
Ilustrasi anak tenggelam. (zoff-photo/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Kabar duka datang dari keluarga Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto.

Cucunya, Ahmad Daniyal Alfatih, yang baru berusia 16 bulan, meninggal dunia pada Kamis (15/11/2018) kemarin. Ahmad meninggal karena terpeleset dan tenggelam di kolam ikan.

"Sedang main-main di kolam ikan ternyata terpeleset dan dia nggak tertolong," ujar Wiranto di rumah duka di Jalan Tulodong Bawah 4 Lama No. 11, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dilansir dari merdeka.com

Baca Juga : Hati-hati, Perubahan Iklim Ternyata Memengaruhi Kesuburan Pria

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dalam laporannya pada 2014, pernah menyatakan bahwa tenggelam berada di posisi pertama penyebab utama kematian anak di bawah 15 tahun di 48 dari 85 negara yang telah disurvei.

Secara global, tingkat kematian akibat tenggelam paling tinggi, terjadi pada anak-anak berusia 1-4 tahun, kemudian 5-9 tahun. Ini karena mereka ingin tahu dan sangat tertarik pada air tanpa memahami bahayanya ketika masuk ke sana. 

Selain itu, anak-anak yang berisiko tenggelam cenderung tinggal di dekat sumber air terbuka, seperti selokan, kolam, saluran irigasi, atau kolam.

"Tenggelam memiliki beban yang sama pada anak-anak seperti penyakit diare dan cacar di awal 1970 dan 1980-an," kata Margaret Chan, Director-General of the World Health Organization 2007-2017. 

Survei Regional juga menunjukkan bahwa tenggelam bertanggung jawab atas kematian, setidaknya satu anak setiap 15 menit di Asia. Pada tengah puncak musim panas dan selama musim hujan dan banjir, anak-anak di Asia sangat rentan akan hal ini.

Aliansi Safe Children yang berbasis di Asia mengatakan bahwa jumlah anak-anak tenggelam di negara berkembang, 10 sampai 20 kali lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara industri.

Menurut survei mereka, Bangladesh mencatat tingkat tertinggi anak tenggelam hampir 17.000 dalam setahun, diikuti oleh Vietnam lebih dari 11.500 anak, dan Thailand 2.600 anak meninggal setiap tahun.

Departemen Pengendalian Penyakit Thailand pernah melaporkan bahwa sebanyak 10.923 anak-anak tenggelam di tahun antara 2006-2015. Artinya, dalam sehari ada 10 anak tenggelam. Sepanjang tahun 2011-2015, 192 anak di bawah usia tiga tahun tenggelam di wadah air (sumur, bak mandi, atau penampungan air) di rumah atau di penitipan anak.

Bagi Tiongkok, data tidak tersedia untuk sebagian besar provinsi, namun di provinsi Jiangxi saja, data survei Aliansi menunjukkan lebih dari 4.600 anak tenggelam dalam setahun, sama halnya dengan 10 kematian setiap hari.

Baca Juga : Mengenal Pneumonia, Penyakit Radang Paru-paru yang Diderita Stan Lee

Organisasi Kesehatan Dunia menyerukan negara-negara untuk mempromosikan keterampilan keselamatan air dan kelangsungan hidup seluruh wilayah.

Mereka mengatakan bahwa tindakan ini harus mencakup pemasangan penghalang menuju air, menyediakan fasilitas penitipan anak yang aman—jauh dari air (untuk anak-anak pra-sekolah), dan mengajarkan keterampilan keselamatan air dan penyelamatan pada mereka.