Nationalgeographic.co.id – Ratusan kerbau tenggelam di sungai di perbatasan Botswana dan Namibia. Sungai tersebut mengalir melintasi Taman Nasional Chobe, yang menjadi objek wisata utama dan terkenal karena memiliki populasi gajah, jerapah, dan kerbau dalam jumlah besar.
Pemerintah Botswana mengatakan, dari hasil penyelidikan awal, diketahui bahwa kawanan kerbau ini sebelumnya dikejar oleh para singa hingga mereka berlari ke arah sungai dan tenggelam di sana.
Ada sekitar 400 kerbau yang mati. Diduga, karena panik dengan kejaran singa, mereka saling mengamuk dan akhirnya menginjak kawanannya sendiri.
Baca Juga : Video: Octavius Si Gurita Penyendiri Melahirkan 10 Ribu Bayi
Dilansir dari BBC.com, Simone Micheletti, pemilik penginapan di dekat lokasi kejadian mengatakan, pada Selasa (6/11) malam, ia sempat mendengar singa mengaum dengan cukup keras. Ketika dia mengecek sungai keesokan harinya, ternyata sudah ada ratusan kerbau yang mati.
Menurut Micheletti, cuaca malam itu sangat berawan. Mungkin hal tersebut yang menghalangi sinar bulan sehingga kerbau tidak dapat melihat dengan baik.
Baca Juga : Akibat Perubahan Iklim, Populasi Tikus Meningkat Sepuluh Kali Lipat
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Lingkungan Botswana menyatakan bahwa kasus tenggelam massal di Sungai Chobe jarang terjadi. Apalagi, dalam jumlah banyak seperti peristiwa saat ini. Kematian massal terbesar yang pernah terjadi sebelumnya hanya melibatkan 50 ekor kerbau.
Mayat-mayat kerbau yang terdampar di pinggir sungai, kini dikumpulkan oleh warga setempat. Mereka membawanya pulang untuk kemudian dimasak dan disantap sebagai makan malam.
Pihak berwenang telah memberikan izin warga untuk melakukan hal tersebut.
Source | : | BBC.com |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR