Begitu tiba di Bima pada tanggal 14 Februari 2015, kami yang tergabung dalam tim jalur selatan langsung berpisah dengan tim yang menempuh rute utara. Tim kami melanjutkan perjalanan ke arah Desa Pancasila untuk mendaki Gunung Tambora, sementara tim Utara akan langsung mengeksplorasi tinggalan budaya dan sejarah di Bima.
Perjalanan kami ke Desa Pancasila, Kec. Pekat, Kab. Dompu melewati banyak lokasi menarik. Di antaranya hamparan tambak bandeng yang tersusun secara api di dekat bandara, Taman Wisata Alam Madapangga, yang sayangnya kurang terawat, juga rumah-rumah masyarakat yang masih tradisional berupa rumah panggung yang terbuat dari kayu.
Cuaca tak bersahabat di saat kami menginjakkan kaki di Pulau Sumbawa pada hari pertama ini. Diguyur hujan lebat, perjalanan kami terhibur oleh aksi anak-anak desa yang bermain bola di bawah guyuran hujan, bahkan hingga ke jalan-jalan raya. Anak-anak itu bersuka cita manakala tubuh mereka terciprat air dari genangan jalan raya.
Sepanjang jalan dari Bima hingga Desa Pancasila (Jalan Lintas Sumbawa), jalan aspal mulus dan berkelok-kelok, dengan pemandangan perbukitan dan kebun jagung yang ditanam di lereng-lereng bukit.
Di desa Oi Hodo, kami juga sempat mengabadikan pemandangan unik ketika ratusan kerbau berkubang bersama. Bau air empang yang menyengat tidak menyurutkan fotografer untuk mengabadikan momen ini. Kami tiba di Desa Pancasila pukul 17.30 WITA.
Penulis | : | |
Editor | : | Yoga Hastyadi Widiartanto |
KOMENTAR