Pencipta Spongebob Meninggal Karena Amyotrophic Lateral Sclerosis

By Gregorius Bhisma Adinaya, Rabu, 28 November 2018 | 14:14 WIB
Spongebob menangis. (Nickelodeon)

Nationalgeographic.co.id - Anda mengenal SpongeBob, Patrick, atau Squidward? Bila iya, Anda pasti tahu siapa Stephen Hillenburg. Namanya tertera besar pada awal pembuka film serial SpongeBob SquarePants sebagai creator atau pencipta.

Film ini banyak membuat penontonnya tertawa karena tingkah para tokoh yang memiliki keanehan masing-masing. Namun, bila SpongeBob, Patrick, dan Squidward hidup, mungkin saat ini mereka tengah menangis. "Ayah" mereka, sang pencipta, Stephen Hillenburg meninggal dunia karena Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS) dalam usia 57 tahun.

Kabar kepergian ini dipastikan oleh Nickelodeon, media yang rutin menayangkan serial animasi sejak 1999 ini. Penyakit saraf yang telah ia derita sejak Maret 2017 akhirnya merenggut hidup sang pencipta yang dijuluki sebagai orang dengan imajinasi tak terbatas.

Baca Juga : Ilmuwan: Alien Dapat Ditemukan 10 Atau 20 Tahun Lagi, Mungkinkah Berhasil?

"Kami sedih membagikan berita meninggalnya Stephen Hillenburg, pencipta SpongeBob SquarePants. Hari ini kami mengheningkan cipta untuk menghormati hidup dan karyanya," cuit Nickelodeon dalam laman resmi akun Twitter mereka.

Sama seperti Stephen Hawking

Amyotrophic lateral sclerosis, atau ALS sempat muncul dalam banyak pemberitaan saat seorang fisikawan besar, Stephen Hawking meninggal dunia pada Rabu (14/3/2018).

Stephen Hillenburg dan Stephen Hawking, keduanya mengidap Amyotrophic lateral sclerosis. Namun Hawking bertahan lebih lama menghadapi penyakit ini, yakni selama 55 tahun.

Stephen Hillenburg (Allocca/StarPix/REX)

Nama amyotrophic berasal dari bahasa Yunani, "a" berarti tidak, "myo" berarti otot, dan "trophic" berarti nutrisi. Sehingga bila diartikan, Amyotrophic dapat berarti tidak adanya nutrisi saraf.

Seperti namanya, ketika saraf tidak mendapatkan pasokan nutrisi, maka saraf akan mengalami penyusutan. Kematian pada saraf pun tidak terhindarkan. Bila hal ini sudah terjadi, kemampuan otak untuk mengontrol pergerakan otot pun akan ikut hilang. Hal ini lah yang membuat penderita ALS mengalami kelumpuhan.

Pada penyakit ALS, pengapuran juga terjadi pada area sumsum tulang belakang. Area yang menjadi rubah bagi banyak saraf manusia.

Stephen Hawking. Skor tes IQ Nicole Barr lebih tinggi dari pada skor Profesor Hawking. (Lutfi Fauziah)

Gejala awal ALS lebih banyak melibatkan lengan dan tungkai. Sehingga ketidakmampuan untuk berjalan atau ketidakmampuan dalam menggenggam pensil menjadi penanda yang mudah dikenali.Lebih seramnya lagi, otot jantung dan pencernaan pun tidak luput dari incaran ALS. Keduanya berada dalam kendali saraf motorik. Bila keduanya sudah mengalami penurunan fungsi, kehidupan seseorang pun sudah sulit untuk dipertahankan.

Baca Juga : Lukisan Erotis Ratu Leda dan Angsa Ditemukan di Reruntuhan Pompeii

Hingga saat ini, ALS masih menjadi misteri besar bagi para peneliti. Obat untuk menyembuhkan penyakit ini pun belum ditemukan. Hanya sebatas untuk memperlambat proses penurunan fungsi saraf dan otot saja, yakni dengan riluzole.