Fisikawan dan ilmuwan Stephen Hawking meninggal dunia hari ini. Diduga karena penyakit motor neuron yang telah diidapnya selama 55 tahun.
Motor neuron sendiri merupakan penyakit langka. Ia menyerang sel saraf di otak dan sumsum tulang belakang, menyebabkan kerusakan pada fungsi sel saraf penggerak. Ketika itu terjadi, melakukan kegiatan sehari-hari menjadi sangat sulit. Bahkan, ada juga yang tidak bisa beraktivitas sama sekali.
Seiring berjalannya waktu, kondisi penderita akan semakin memburuk. Otot semakin melemah dan tidak bisa digerakkan.
(Baca juga: Mengenal Amytrophic Lateral Sclerosis, Sang Pemburu Saraf Otak)
Penyakit ini pun membuat Hawking lumpuh. Ia bergantung sepenuhnya pada orang lain dan teknologi untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi, memakai baju, makan, bergerak dan berbicara. Hawking hanya mampu menggerakan beberapa jari tangannya saja.
“Saya berusaha untuk hidup senormal mungkin dan tidak menyesali kondisi ini. Saya tidak ingin ia menghalangi saya melakukan seseuatu,” tulis Hawking di situs pribadinya.
“Saya sangat beruntung penyakit ini berkembang dengan sangat lambat. Menandakan bahwa kita tidak boleh kehilangan harapan,” katanya.
Pengidap motor neuron biasanya hanya memiliki harapan hidup tiga tahun setelah mengalami gejalanya.
Hawking sendiri didiagnosis hanya bisa hidup dua tahun setelah dokter mengumumkan penyakitnya saat berusia 21 tahun. Namun ajaibnya, Hawking mampu bertahan selama 55 tahun.
Apa penyebab penyakit motor neuron?
Meskipun telah banyak penelitian mengenai penyakit ini, namun sulit untuk mengidentifikasi pemicunya. Sebanyak 5-10% pengidap MND mewarisinya dari anggota keluarga – namun faktor genetik hanya memainkan peran kecil.
Dampaknya pun bisa berbeda-beda pada setiap individu.
Sekitar 35% pasien MND mengalami perubahan kognitif yang mempengaruhi fungsi eksekutif. Misalnya, merencanakan sesuatu, mengambil keputusan dan kesulitan bahasa.
Penulis | : | |
Editor | : | hera sasmita |
KOMENTAR