Batik Khas Cepu-Blora: Dari Kambium, Ganja, Sampai Pompa Angguk

By National Geographic Indonesia, Rabu, 26 Desember 2018 | 09:00 WIB
(Rosa Panggabean)

Total pembatik di sini adalah 18 orang. (Rosa Panggabean)

Dengan 18 orang pembatik, kemampuan produksi Batik Pratiwi Krajan sekarang mencapai rata-rata 48 kain per minggunya. Seiring dengan meningkatnya permintaan konsumen, Nunu sudah berencana untuk menambah orang dan membangun rumah produksi yang lebih besar masih di lokasi yang sama. Ia pun ingin melebarkan sayap usahanya dalam bidang fashion dengan menghasilkan produk jadi berupa pakaian.

Harga yang ditawarkan untuk selembar kain batik karya Nunu dan kelompok batiknya beragam dan cukup terjangkau, mulai dari Rp150.000 hingga Rp700.000 tergantung dari jenis kain dan tingkat kesulitan motif dan pewarnaan. Tak hanya sekadar membuat batik, tentunya Batik Pratiwi Krajan ini juga menyajikan produk dengan kualitas tinggi, baik produksi batik tulis maupun batik cap (stamping).

Baca Juga : Mengenal Safetyman, Ujung Tombak Tenaga Keamanan di Tempat Risiko Tinggi

Afwan Daroni, Cepu Field Manager berharap usaha batik ini dapat terus berlanjut dan berkembang, sehingga kesejahteraan dan perekonomian masyarakat dapat meningkat. “Saya mengapresiasi keberhasilan kelompok Batik Pratiwi Krajan dalam memajukan batik khas Cepu, sekaligus Blora ini. Perusahaan akan mendukung terus agar batiknya dapat bersaing lebih luas dan memberikan manfaat yang besar untuk masyarakat.”

Penulis: Ellen Saputri Kusuma