Potret Tradisi Chaupadi, Mengasingkan Wanita yang Sedang Menstruasi

By Gita Laras Widyaningrum, Selasa, 18 Desember 2018 | 14:45 WIB
Uma (14), salah satu remaja yang diasingkan dan harus tidur di gubuk karena sednag menstruasi. (Poulomi Basu)

Nationalgeographic.co.id - Melalui serial fotonya yang berjudul A Ritual of Exile, Paulomi Basu, fotografer asal India, ingin membantu mengakhiri tradisi Chaupadi yang sudah berakar kuat di wilayah pedesaan di Nepal. Tradisi ini mendorong perempuan yang sedang mengalami menstruasi hidup terisolasi dan disiksa dengan alasan adat dan agama. 

Foto-foto yang diambil Basu menampilkan situasi ekstrem di mana para perempuan harus bertahan selama satu minggu setiap bulannya dalam sebuah tempat tak layak.

Baca Juga : Kisah Perempuan yang Berhasil Melakukan Kontak dengan Suku Terasing Sentinel

Saat menstruasi, perempuan dianggap kotor dan dikhawatirkan akan memberi bencana pada manusia, lahan, serta ternak di sekitarnya. Oleh sebab itu, mereka diusir dari rumah dan diasingkan.

Beberapa perempuan ada yang tinggal di gudang. Sementara yang lainnya harus menempuh perjalanan selama 10-15 menit ke dalam hutan, lalu bertahan dalam sebuah gubuk.

Ibu dan anak ini berbagi gubuk karena tidak boleh tidur di rumahnya saat menstruasi. (Poulomi Basu)

Terpaksa tinggal bersama hewan ternak saat menstruasi. (Poulomi Basu)

Selama pengasingan, banyak perempuan yang meninggal. Penyebabnya: suhu yang amat panas, sesak napas akibat terlalu banyak menghirup asap api unggun, hingga digigit ular kobra. Mereka juga sering menjadi korban pemerkosaan. 

Saraswati (16), mengalami pendarahan setelah melahirkan bayinya di pengasingan. (Poulomi Basu)

Tinggal di alam liar membuat para wanita yang sedang dalam pengasingan ini menjadi korban gigitan ular. (Poulomi Basu)

Rasa sakit di balik keindahan

Basu memulai proyek fotonya ini sejak 2013. Ia mengunjungi Nepal selama dua minggu per tahunnya. Aksesnya cukup sulit. Basu bahkan harus berjalan enam hingga delapan jam di atas pegunungan untuk mencapai desa di mana Chaupadi dilaksanakan. 

"Saya berpikir berapa banyak rasa sakit di balik keindahan pemandangan yang seharusnya menggambarkan kebebasan ini," kata Basu.

Tanka Thapa (25) tinggal di dalam sebuah lubang selama pengasingan. (Poulomi Basu)

Beberapa bahkan tinggal di 'gubuk' seadanya seperti ini. (Poulomi Basu)

Baca Juga : Warga Tuli-Bisu Desa Bengkala Berkreasi Lewat Kain Tenun dan Batik Lukis

Meskipun praktek Chaupadi dinyatakan ilegal oleh Mahkamah Agung Nepal sejak 2005, nyatanya, wanita yang dipotret Basu seolah-olah sudah terlatih untuk menerima tradisi ini tanpa komplain.

Namun, bukan berarti para ibu rela anaknya mengalami pengasingan setiap menstruasi. Beberapa bahkan ada yang meminta Basu untuk membawa anaknya pergi dari sana. 

"Sayangnya, jalan menuju revolusi tak akan mudah," pungkas Basu.